Senin, 12 November 2007

Terapi Rukyah

Abi Ma’ruf Hidayat

Mengobati Penyakit Medis dan Nonmedis dengan Rukyah

Lewat terapi rukyah, Abi Ma’ruf Hidayat mampu mengobati berbagai macam penyakit baik yang bersifat medis seperti kanker dan tumor, maupun yang bersifat nonmedis seperti terkena santet ataupun guna-guna. Pengobatan yang bersandarkan AlQuran dan Hadist ini memang mulai diminati masyarakat. Bagaimana proses rukyah tersebut berlangsung?

Bangunan bertingkat yang terletak di Jalan Raya Kebagusan Gg. Butet No.01 RT05/RW07 Pasar Minggu Jakarta Selatan sore itu (26/8) nampak dipadati orang. Beberapa orang nampak keluar masuk di gang tersebut, rupanya orang-orang itu adalah para pasien Abi Ma’ruf Hidayat, seorang pemuda yang dipercaya memiliki kemampuan lebih.

Abi Ma’ruf Hidayat atau yang kerap dipanggil Abi ini merupakan salah satu orang yang mumpuni dalam hal pengobatan alternatif rukyah yang bersandarkan AlQuran dan Hadist. Abi sendiri mulai tertarik di dunia pengobatan ketika ia masih duduk di kelas tiga Aliyah (setaraf SLTA, red). Kala itu secara khusus Abi berguru kepada ustadz Sutoyo. Baru berjalan tiga bulan belajar, sang guru melihat pada diri Abi memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan murid-muridnya yang lain. Sejak saat itu, sang maha guru mengajar Abi secara khusus selama kurang lebih tujuh bulan. Sejak digembleng sang maha guru, kemampuan Abi bertambah drastis, bahkan bisa melampaui para seniornya yang sudah berguru puluhan tahun.

Sebenarnya tidak aneh kalau Abi bisa mengobati. Pasalnya, dari silsilah keluarganya, ada yang punya keahlian mengobati orang yaitu kakeknya. Semasa hidup ia sangat terkenal di kota Jombang sebagai orang yang bisa mengobati berbagai penyakit baik itu yang medis maupun non medis. Tak heran kalau kemudian Abi menuruni ilmu dari kakeknya itu.

Selain belajar ilmu pengobatan dari guru dan kakeknya, Abi juga belajar pengobatan sendiri secara otodidak. Inilah yang membuat meski Abi baru berumur 25 tahun, tapi sudah dikenal di kampungnya sebagai pakar rukyah muda. Abi sendiri secara resmi membuka praktek pengobatan alternatif pada tahun 1996 di kota tempat tinggalnya yaitu Jombang, Jawa Timur. Satu tahun kemudian, ia pindah ke Surabaya membantu gurunya yang membuka praktek pengobatan. Di tahun 1998 karena sang guru pindah ke Jakarta, Abi pun mau tidak mau mengikuti gurunya.

Selama hampir dua tahun lebih Abi mengikuti sekaligus diajari oleh gurunya tentang pengobatan alternatif. Pada tahun 2000 ketika Abi merasa sudah siap dan sanggup membuka praktek sendiri, sang guru pun mengizinkan Abi membuka praktek sendiri.

Rukyah Ada di Zaman Nabi Muhammad. Abi sendiri mendalami ilmu rukyah dengan gurunya secara khusus. Namun karena pada tahun 1993 belum terlalu populer, rukyah masih dianggap asing oleh sebagian besar masyarakat. Padahal menurut Abi, Nabi Muhammad SAW dan para shahabatnya telah mencontohkan pengobatan dengan mempergunakan AlQuran dan doa-doa untuk mengobati berbagai macam penyakit, baik yang disebabkan oleh tukang sihir seperti guna-guna atau yang disebabkan oleh gangguan jin seperti kesurupan dan penyakit-penyakit aneh lainnya. Tidak hanya itu, bisa juga untuk mengobati jika terkena gigitan binatang berbisa seperti kalajengking, ular, dan lain sebagainya.

Rasulullah SAW juga mempergunakan ayat-ayat AlQuran dan doa-doa untuk penjagaan dan perlindungan diri. Namun karena perkembangan zaman dan sekarang banyak pengobatan yang canggih, masyarakat pun mulai melupakan pengobatan rukyah yang dianggap kuno dan tidak ilmiah. Adapun alasan-alasan dilakukan rukyah adalah sebagaimana hadist yang diriwayatkan Bukhari Muslim yang artinya, “Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meruqyah dirinya sendiri tatkala mau tidur dengan membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Nas, lalu beliau tiupkan pada kedua telapak tangannya, kemudian beliau usapkan ke seluruh tubuh yang terjangkau oleh kedua tangannya.

Dalam hadist yang lain juga ditegaskan seperti yang diriwayatkan oleh Muslim yaitu, Jabir Bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Seseorang di antara kami disengat kalajengking, kemudian Jabir berkata, “Wahai Rasulullah apakah saya boleh meruqyahnya? Maka beliau bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang sanggup memberikan manfaat kepada saudaranya, maka lakukanlah.”

Mulai Dikenal. Di Indonesia sendiri metode pengobatan rukyah mulai banyak diminati sejak akhir tahun 2004 silam. Sedangkan pengertian Rukyah sendiri menurut Abi adalah jampi-jampi atau mantera yang dibacakan oleh seseorang untuk mengobati penyakit atau menghilangkan gangguan jin atau sihir atau untuk perlindungan dan lain sebagainya dengan hanya menggunakan ayat-ayat AlQuran dan atau doa-doa yang bersumber dari Hadits-Hadits Rasulullah SAW. Bisa juga dengan doa-doa yang bisa dipahami maknanya selama tidak mengandung unsur kesyirikan. Jadi intinya dalam rukyah adalah pembakaran. Yaitu pembakaran terhadap satu penyakit yang tidak dapat dilihat secara kasat mata maupun secara medis.

Proses Rukyah. Menurut pria Asal Jombang Jawa Timur ini, untuk merukyah harus melalui beberapa tahapan. Yang pertama, orang tersebut harus suci baik secara lahir maupun batin yang bertujuan untuk memudahkan proses rukyah itu sendiri. Kedua, dibacakan salah satu ayat yang ada hubungannya dengan penyakit pasien. Karena setiap penyakit pada dasarnya ada ayatnya masing-masing. Seperti kalau orang terkena guna-guna, maka ayat yang dibacakan adalah ayat kursi dan surat At-Taubah dua ayat terakhir. Ketiga, biasanya setelah proses rukyah selesai, si pasien akan diberi segelas air putih yang sudah didoakan oleh Abi. Akan tetapi, meminum air putih itu sendiri tidak wajib dan bergantung kepada kondisi si pasien mau menerima atau tidak. Sebenarnya tujuan memberikan air putih itu sendiri untuk mendinginkan kondisi si pasien, karena setelah di rukyah, badan akan terasa panas. Selain juga ada manfaat air sebagai sumber kehidupan bagi manusia.

Selama ini pengalaman yang pernah dialami Abi, saat orang dirukyah, jika kondisinya sudah cukup parah maka si pasien akan berteriak-teriak dan meronta-ronta. Setelah itu sang pasien akan memuntahkan sesuatu dari mulutnya seperti jarum, benang, batu, ataupun benda-benda yang lainnya. Akan tetapi jika kondisi si pasien tidak parah, biasanya nafas mereka hanya akan tersengal-sengal saja yang dikarenakan dalam tubuhnya ada proses pembakaran.

Penyebab Perceraian. Sebenarnya rukyah sendiri bukan hanya diperuntukkan bagi orang yang sakit. Orang yang tidak sakit juga bisa dirukyah. Karena biasanya orang mengirim teluh atau guna-guna bukan hanya berupa santet, tapi kadang teluh juga dikirim untuk memberi kebingungan kepada seseorang sehingga menimbulkan kegelisahan dan ketidaktenangan. Bahkan kalau dalam rumah tangga tidak ada ketentraman dan keharmonisan, bisa jadi dalam rumah tangga itu ada orang yang tidak suka.

Kasus-kasus perceraian yang marak terjadi bisa juga disebabkan dengan hal-hal seperti ini. Namun sebelum dilakukan rukyah, harus dideteksi terlebih dahulu. Kalau memang sebabnya bikinan orang, maka itu harus dilakukan rukyah. Akan tetapi kalau tidak ada sebab yang membuat ketidaktenangan, maka yang dilakukan bukan lagi terapi rukyah, namun ruwat.

Ruwat sendiri dalam pengobatan Abi termasuk penyempurnaan dari rukyah. Jadi tingkatannya di atas rukyah. Ruwat sendiri bermakna merawat batin. Termasuk membuang sial dan menjauhkan diri dari mara bahaya selain juga untuk merombak dan merenovasi serta membersihkan diri dari unsur-unsur negatif.

Selama ini kebanyakan pasien yang datang berobat ke Abi adalah orang yang memiliki penyakit-penyakit non medis seperti santet dan sejenisnya. Sudah tak terhitung jumlahnya orang yang telah ditolong oleh Abi. Selain mengobati penyakit yang non medis Abi sebenarnya juga bisa mengobati berbagai penyakit medis yang lain seperti kanker, tumor, dan hepatitis. Dalam mengobati penyakit yang nonmedis Abi menggunakan berbagai terapi seperti terapi listrik, akupunktur, dan herbal. Abi juga tetap menggunakan terapi rukyah sebagai penunjang kesembuhan. Karena menurutnya semua penyakit adalah datangnya dari Allah, manusia hanya memiliki obat saja. Jadi, meskipun diobati berulang kali, kalau Allah tidak mengijinkan untuk sembuh, orang itu tidak akan sembuh.

Dalam pandangan Abi, semua penyakit bisa sembuh manakala memenuhi tiga unsur. Pertama 30 persen untuk obat, kedua, 30 persen untuk doa, dan yang 40 persen adalah keinginan. Faktor keinginan merupakan faktor yang dominan daripada faktor-faktor yang lain. Sebagaimana pendapat para ahli fiqih bahwa tercapainya cita-cita harus dibarengi dengan keinginan yang kuat. Jika orang menderita sakit tidak sembuh-sembuh dan sudah berbagai obat di coba namun tidak sembuh juga, bisa jadi karena keinginan hatinya untuk sembuh sangat lemah.

Pernah suatu kali Abi mengobati ibu Mulyani yang berasal dari Cianjur. Sudah hampir dua bulan ia mengalami gangguan dalam perutnya. Setelah diperiksa ke dokter, ibu itu divonis menderita penyakit kista. Mengingat operasi kista biayanya cukup mahal, si ibu pun mencari pengobatan alternatif. Datanglah sang ibu ke tempat praktek Abi. Setelah menceritakan persoalannya, dan diterawang oleh Abi ternyata ibu itu tidak menderita kista tetapi karena ada makhluk ghaib yang menitipkan janin ke dalam rahim ibu itu. Lalu oleh Abi sang ibu dirukyah dan dikeluarkan janin ghaib yang ada diperut ibu tersebut. Setelah dikeluarkan, ibu itu pun tidak merasa kesakitan lagi. Pada malam harinya ibu itu didatangi oleh nenek-nenek dan mengatakan, “Masa dititipi seperti itu saja tidak boleh.”

Abi juga pernah mengobati seorang ibu yang bernama Kasemu dari Surabaya yang menderita penyakit kanker otak dan sudah parah sehingga ibu itu tidak kuat berjalan dan badannya menjadi kurus. Oleh Abi, ibu Kasemu diterapi dengan bunga mawar setelah terlebih dahulu dirukyah. Karena ibu itu punya keinginan besar untuk sembuh, ia pun menuruti nasihat dari Abi seperti minum bunga mawar yang sudah ditumbuk sehari sekali. Tidak sampai lima bulan kanker otaknya sembuh.

Pasien Abi datang dari berbagai kalangan baik masyarakat biasa sampai dengan pejabat negara dan artis. Meski demikian Abi tidak pernah mengistimewakan setiap pasien, semua pasien mendapat perlakuan yang sama, baik itu orang kaya maupun miskin. Sedangkan tarifnya sendiri Abi tidak pernah mematok, tergantung kemampuan pasien. Karena baginya menolong orang yang dalam kesusahan adalah tugas mulia. Doel

Side Bar I

Wiwin (33), Mantan Pasien Abi

Penyakit Anehnya Hilang Setelah Dirukyah

Pada tahun 2006 ibu Wiwin, salah satu warga Pasar Rebo Jakata Timur ini menderita penyakit aneh. Setiap malam hampir selama delapan bulan dari mulai jam dua belas malam sampai jam tiga ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Selain itu dadanya juga merasa ditusuk-tusuk dengan benda-benda tajam. Anehnya, ketika Wiwin periksa ke rumah sakit, dokter yang memeriksanya tidak bisa mendeteksi penyakit apa-apa. Dokternya hanya bilang kalau Wiwin kecapaian sehingga harus banyak istirahat. Karena tidak mendapat kepastian apa penyakitnya dari dokter, akhirnya Wiwin menemui Abi.

Oleh Abi, ibu Wiwin dideteksi penyakitnya. “Ternyata selama ini penyakit yang diderita saya karena saya dimasuki makhluk halus,” ujar wanita berkerudung ini. Lalu oleh Abi, ibu Wiwin diminta untuk dirukyah. “Pada waktu dirukyah, badan saya seperti terbakar, seolah-olah makhluk yang bersemayam di kepala saya antara mau keluar dan tidak. Tapi akhirnya Abi bisa mengeluarkan makhluk halus itu,” kenangnya. Kira-kira satu jam setelah dirukyah, badan dan kepala Wiwin terasa ringan. Padahal sebelumnya, kepala dan badannya terasa berat. Kini ibu Wiwin bisa tidur nyenyak lagi. Doel

Tidak ada komentar: