Senin, 12 November 2007

Pengobatan Jarak Jauh

Purwo Suryanto (52), Ahli Pengobatan Jarak Jauh

Mampu Mendiagnosa Penyakit Meski Hanya Lewat Telepon

Krisis ekonomi di tahun 1997 memaksa Purwo berputar haluan dari seorang kontraktor menjadi seorang ahli pengobatan alternatif. Berkat pengalamannya saat menderita hipertensi, Purwo menjajal kemampuannya untuk meracik obat dengan menggunakan tanaman obat. Dan ternyata berhasil. Berbagai penyakit seperti maag, hepatitis, kanker, dan tumor berhasil disembuhkannya. Tidak hanya itu, lewat terapi prana, ia juga bisa mendiagnosa penyakit seorang pasien hanya dengan melalui telepon.

Rumah sederhana yang terletak di jalan Arwana V blok 16/E10 Desa Bambu Apus, Pamulang Tangerang Banten siang itu (6/9) tampak ramai. Beberapa orang terlihat keluar masuk dari rumah bercat putih itu. Di ruang depan, deretan kursi tamu nyaris terisi penuh. Mereka adalah para pasien Purwo Suryanto, seorang ahli pengobatan tradisional.

Purwo Suryanto (52), biasa dipanggil Pak Purwo, oleh banyak rekan dan pasiennya dikenal sebagai ahli peracik tanaman obat-obatan di Indonesia. Cukup lama pria paruh baya ini menekuni profesinya. Lebih kurang sudah sembilan tahun ia menggeluti dunia tanaman obat tradisional.

Diakui Purwo, kemampuannya meracik tanaman obat tradisional awalnya adalah dari sebuah kebetulan. Pada pertengahan tahun 1997, Purwo menderita penyakit hipertensi. Ia berobat ke dokter di sebuah rumah sakit di Jakarta untuk kesembuhan penyakitnya. Namun, yang mengherankan, si dokter tidak memberinya resep apa-apa. Si dokter justru menyuruhnya meminum ramuan daun sambung nyawa.

Apa boleh buat, keinginannya untuk sembuh membuat Purwo menuruti saran aneh sang dokter. Purwo sendiri tak kerepotan memperoleh daun sambung nyawa sebab di rumahnya memang banyak tumbuh tanaman obat termasuk daun sambung nyawa. Purwo kemudian membuat ramuan juice daun sambung nyawa yang dicampur dengan buah mahkota dewa.

Selama satu mingu Purwo meminum ramuan itu setiap pagi dan petang. Saat datang lagi ke dokter tempat ia memeriksakan penyakitnya, si dokter kaget. Tensi Purwo turun drastis. "Dokter yang memeriksa saya langsung kaget karena tensi saya langsung turun. Padahal, dokter menyuruh minum ramuan itu setelah membaca artikel tentang manfaat daun sambung nyawa. Jadi, saya dijadikan kelinci percobaan oleh dokter tersebut," kenang Purwo sambil tertawa.

Sejak peristiwa itu Purwo tidak lagi mengkonsumsi obat dari dokter. Meskipun demikian, ia selalu membawa Katopril, pil penurun darah tinggi. Ini dilakukan untuk jaga-jaga. Ia takut penyakit lamanya sewaktu-waktu kambuh, meski ia sendiri tidak pernah meminumnya. Hal ini berlangsung selama dua tahun hingga obat itu remuk dengan sendirinya. "Ini saya lakukan hanya untuk kondisi emergensi," tuturnya.

Karena Krisis Ekonomi. Tahun 1997 terjadi krisis moneter yang memporak-porandakan perekonomian Indonesia. Sebagai kontraktor, Purwo juga mengalami imbasnya. Sepinya order membuatnya memutuskan untuk berhenti sebagai kontraktor. Saat itulah ia teringat kembali pengalamannya mengkonsumsi daun sambung nyawa yang menyembuhkan penyakit hipertensinya. Ia pun kemudian belajar tentang seluk-beluk tanaman obat-obatan yang akhirnya mengantarkannya sebagai ahli peracik tanaman obat.

Pada awal-awal meracik jamu, untuk membuktikan khasiatnya, Purwo banyak memakai teman-temannya sebagai kelinci percobaan. Jika ada temannya yang menderita penyakit hepatitis, maka Purwo akan membuatkan jamu untuk mengobatinya. Dari pengalaman menyembuhkan teman-temannya itulah Purwo akhirnya membuka praktek pengobatan alternatif pada tahun 2000. Meski hanya menggunakan jamu tradisional namun Purwo membuatnya dengan kemasan yang modern yaitu berbentuk teh celup dan kapsul. Bagi pasien yang tidak suka pahit, maka Purwo memberikan ramuan yang dikemas dalam bentuk kapsul. “Jadi tak perlu khawatir. Bagi pasien yang takut minum pahit, bisa minum ramuan yang berbentuk kapsul yang sama khasiatnya seperti jamu,” jelasnya.

Purwo sendiri membuat ramuan jamu untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Misalnya saja penyakit kanker yang harus dioperasi atau dikemoterapi, dapat disembuhkan dengan produk bernama "Phaleria Mix" (K). Tumor atau kanker sampai stadium 3B masih bisa disembuhkan dengan ramuan itu ditambah dengan "Amsitu" dan kapsul "Keladi Tikus".

Penyakit lain yang bisa disembuhkan dengan Phaleria Mix (PM) antara lain PM (L) untuk liver, PM (JS) untuk jantung koroner dan stroke, PM (TP) untuk paru-paru, PM (D) untuk diabetes, dan PM (KL) untuk kolesterol tinggi. Semua produk Purwo sudah mendapatkan izin dari BPOM dan Depkes RI. Jadi, untuk keamanan tidak perlu diragukan lagi.

Pengobatan Jarak Jauh. Agar hasil penyembuhannya berjalan maksimal, Purwo menggandeng Joko R Suryanto yang ahli dalam terapi prana. Terapi prana termasuk terapi yang sangat unik, karena hanya dengan menggunakan terapi prana, semua jenis penyakit seseorang bisa dideteksi.

Karena sifat ilmu prana sendiri tidak terikat ruang dan waktu, maka tak heran kalau baik Purwo maupun Joko bisa mendiagnosa penyakit seseorang hanya cukup dengan telepon. Dengan demikian, orang yang ingin berkonsultasi penyakit tetapi berada di luar Jakarta atau di luar negeri, cukup hanya dengan lewat telepon (0217420527 atau 08176006362), penyakitnya bisa langsung dideteksi. Sedangkan untuk ramuan obat-obatannya dikirim lewat kurir. Untuk pasien yang berhadapan langsung, Joko hanya cukup memegang jari-jari tangan pasien untuk melakukan diagnosa. Dan hanya dalam hitungan detik, ia bisa mengetahui penyakit yang diderita pasien.

Menurut Purwo yang asli Klaten ini, ilmu yang digunakan tidak mengandung unsur mistik sama sekali. “Ilmu prana bisa dipelajari oleh siapa saja, dan ini murni ilmu tenaga dalam. Untuk mempelajarinya tidak harus dengan puasa mutih ataupun baca doa-doa tertentu,” tandasnya bersemangat. Ilmu prana sendiri bisa digunakan untuk apa saja, seperti untuk kekuatan fisik dan lain sebagainya. Purwo sendiri menggunakan ilmu tersebut untuk terapi pengobatan.

Dijelaskan Purwo, dalam diri seseorang terdapat gelombang elektro magnetik sehingga orang yang mempunyai keahlian ilmu prana bisa menangkap gelombang elektro magnetik tersebut yang kemudian diolah atau didiagnosa penyakit apa yang diderita melalui gelombang elektro magnetik tadi. “Jadi kita mampu merasakan penyakit orang yang menderita sakit tertentu,” urai pria kelahiran 1 Februari 1956 ini. Sebenarnya, yang dilakukan Purwo bersama tim pengobatannya adalah pengobatan holistik yaitu pengobatan yang tidak hanya bersandar kepada gejala penyakit tapi mengobati sumber penyebab penyakit. Orang yang akan berkonsultasi juga jangan khawatir dimintai bayaran, karena Purwo melakukannya secara cuma-cuma. Sedangkan untuk jamunya sendiri, Purwo tidak bisa memberikan secara gratis namun harganya relatif murah dan bisa dijangkau bagi semua kalangan.

Sudah banyak penyakit yang telah disembuhkan oleh Purwo bersama timnya, baik itu penyakit ringan maupun penyakit yang tergolong berat seperti kanker dan tumor. Seperti yang dialami oleh ibu Sularmi dimana ia pernah terkena kanker di payudara kirinya. Oleh dokter yang memeriksanya, Sularmi diminta untuk melakukan operasi karena dikhawatirkan akan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Tapi, karena takut operasi ia pun membiarkan penyakitnya tumbuh. Suatu kali ia mendengar pengobatan herbal dari radio yang ditekuni oleh Purwo. Tanpa berfikir panjang ia pun mendatangi tempat praktek Purwo di kawasan Pamulang. Setelah diterapi prana, Sularmi diberi ramuan mahkota dewa oleh Purwo. Hanya berselang satu hari setelah meminum ramuan tersebut, dari payudaranya langsung keluar nanah. Selama satu bulan Sularmi mengkonsumsi ramuan itu dan sekarang tumor yang bersarang di payudara kirinya sudah hilang. Doel

Side Bar I

Nurhayati (30), Ibu Rumah Tangga

Sembuh dari Penyakit Maag Akut

Suatu kali pada pertengahan tahun 2000, Nurhayati yang bekerja di Carefour mengalami pusing-pusing di bagian kepalanya. Selain itu, sudah satu tahun ia juga menderita maag. Tapi, hari itu adalah yang terparah. Perutnya melilit-lilit seperti ada yang menusuk-nusuk. Nurhayati terjatuh dan dilarikan ke rumah sakit Fatmawati Jakarta Selatan. Selama lima hari ia dirawat di rumah sakit itu. Dokter mengatakan kalau Nurhayati menderita penyakit maag yang akut dan harus segera dioperasi. Karena tidak memiliki biaya, akhirnya Nurhayati pulang tanpa dioperasi.

Padahal, menurutnya, sebelum jatuh sakit ia sudah beberapa kali berobat ke rumah sakit. Namun penyakit maagnya tak kunjung sembuh. Pada saat-saat genting itulah salah satu tetangganya memberi tahu ada pengobatan alternatif di daerah Pamulang, Tangerang-Banten. Nur pun bergegas pergi ke pengobatan tersebut. Oleh timnya Purwo, Nur diterapi prana dan diberi ramuan jamu mari maag yang harus diminum setiap pagi dan sore. “Alhamdulillah sejak saya minum ramuan dari pak Purwo, perut saya tidak sakit lagi dan penyakit maag saya tidak kambuh lagi,” ceritanya. Doel

Tidak ada komentar: