Senin, 12 November 2007

Masjid Keramat Kampung Bandan

Masjid Keramat Kampung Bandan, Ancol

Tempat Terkabulnya Berbagai Permohonan

Banyak keutamaan-keutamaan yang diberikan Allah kepada waliyyullah (walinya Allah). Salah satunya adalah karomah. Dengan karomah itu pula, para waliyyullah menyebarkan agama Islam. Meski sudah meninggal, ke-karomah-an waliyyullah Habib Mohammad Bin Umar Al Qudsi, Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’Alwim dan Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri masih terasa hingga sekarang. Apa saja peninggalan para waliyyullah tersebut dan apa saja khasiatnya bagi para peziarah?

Matahari mulai tergelincir ke ufuk barat. Sebentar lagi adzan maghrib. Di sebuah Masjid tua yang berdiri kokoh tidak jauh dari pintu masuk Pantai Ancol, terlihat beberapa orang sedang menunggu waktu berbuka puasa. Ada yang khusuk membaca Al-Qur’an, berdzikir di samping makam, dan ada yang tidur-tiduran. Itulah pemandangan sehari-hari di Masjid Keramat Kampung Bandan, sebuah Masjid yang diyakini banyak kalangan memiliki ke-karomah-an.

Masjid Kampung Bandan didirikan oleh Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri yang berasal dari Hadramaut (Yaman) pada tahun 1789. Menurut pengurus masjid, Habib Alwi Bin Ali Asy-Syathri atau biasa dipanggil Habib, berdasarkan cerita secara turun-temurun, Habib Abdurrahman mendapatkan karomah atau pencerahan dari Allah SWT untuk merawat dua makam wali penyebar agama Islam di Jawa yang berada di tempat tersebut.

Keturunan keempat dari Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri ini mengatakan, kedua makam tersebut milik Habib Mohammad Bin Umar Al Qudsi, wafat pada 23 Muharram 1118 H atau tahun 1627 M dan Habib Ali Bin Abdurrahman Ba’Alwi, wafat 15 Ramadhan 1122 H atau tahun 1701 M. Kedua waliyyullah yang menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa ini sama-sama berasal dari Hadramaut (Yaman).

Habib Abdurrahman membangun sebuah tempat persinggahan untuk berteduh dan sembahyang bagi para peziarah di samping makam tersebut. Namun, karena semakin banyak peziarah yang datang ke kuburan kedua wali tersebut, akhirnya Habib Abdurrahman mendirikan sebuah Surau. Setelah Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri wafat, kepengurusan surau tersebut diserahkan kepada anaknya, Habib Alwi Asy-Sathri. Jenazah Habib Abdurrahman dikuburkan di samping kedua makam yang berada di kompleks surau tersebut.

Pada tahun 1947, Surau tersebut diubah oleh Habib Alwi Asy Syathri menjadi bangunan masjid dengan 12 tiang penopang. Hal ini dilakukan karena masyarakat Kampung Bandan saat itu belum memiliki tempat ibadah. Pada saat itu pula, nama masjid yang sudah dikenal dengan sebutan Masjid Keramat Kampung Bandan diubah menjadi Masjid Jami Al Mukaromah. Tapi hingga saat ini, masyarakat dan para peziarah lebih mengenal masjid ini dengan nama Masjid Kramat Kampung Bandan.

Banyak Keutamaan. Masjid Keramat Kampung Bandan yang terletak di tepi Jalan Lodan Raya, Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara ini diyakini oleh banyak kalangan memiliki keutamaan dibandingkan dengan masjid-masjid lain. Sebab, dalam Masjid itu terdapat tiga makam wali Allah yang memiliki karomah. Karomah adalah kejadian luar biasa yang tidak untuk tantangan dan tidak untuk mengaku nabi. Allah ta’ala menganugerahkan karomah kepada wali-Nya yang beriman untuk menolong urusan agama atau dunianya.

Maka, tidak heran kalau Masjid ini selalu ramai diziarahi oleh banyak orang. Para peziarah tidak hanya datang dari kota Jakarta, tetapi juga banyak yang datang dari luar Jakarta. Seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan juga dari luar Jawa. Biasanya, puncak ziarah terjadi pada Haul dan Bulan Maulid.

Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 700 meter persegi. Di sekeliling area masjid terdapat banyak pohon, sehingga lingkungan Masjid ini terasa sejuk. Menurut Habib Alwi, semua yang ada di lingkungan masjid, memiliki keutamaan. Baik masjid itu sendiri maupun pepohonan yang ada di sekitar masjid. “Orang yang punya hajat kalau shalat dan berdoa kepada Allah, Insyallah hajatnya cepat kesampaian,” jelas pria berumur 54 tahun ini. Habib Alwi meyakini hal ini karena di dalam masjid ada tiga makam Wali.

Pohon Kurma dan Sumur Tua. Subhanallah, Allah Maha Besar. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk mengucapkan ke-karomah-an para wali Allah ini. Betapa tidak? Di depan masjid ini terdapat sebuah pohon kurma yang berbuah dan bisa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Padahal, pohon kurma hanya bisa tumbuh dan berbuah di daerah yang panas seperti di daerah Timur Tengah. Pohon kurma sulit hidup di Indoensia yang beriklim tropis. Kalaupun bisa hidup, jarang ada pohon kurma di Indonesia yang bisa berbuah. Namun, kejadian di Masjid Keramat ini sungguh luar biasa.

Selain bisa berbuah, rasa buah kurma ini juga tak kalah dengan kurma dari negeri Arab yang dijual di Indonesia. Rasanya manis, kenyal, dan yang lebih mengherankan lagi buah kurmanya tidak berbiji sehingga tidak bisa dikembangbiakkan. Pohon kurma ini memiliki tinggi lebih kurang lima meter dan berbuah hanya setahun sekali yaitu setiap bulan Ramadhan. Namun sayangnya, setiap kali berbuah, tidak banyak. Paling hanya lima tandan. Tahun ini saja pohon kurma itu hanya berbuah satu tandan.

Tidak ada yang tahu, siapa yang menanam dan kapan pohon kurma ini tumbuh. Habib Alwi sendiri selaku penjaga, tidak tahu pasti siapa yang menanam pohon itu dan kapan pohon ini tumbuh. Tapi, ia berspekulasi, pohon kurma itu tumbuh dengan sendirinya. Sebab sejak zaman Habib Abdurrahman Bin Alwi Asy-Syathri, setiap bulan Ramadhan tiba, di masjid ini selalu diadakan acara buka puasa bersama dan selalu ada buah kurma. “Mungkin pohon kurma itu tumbuh dari biji yang dibuang orang secara sembarangan di lingkungan masjid,” jelas pensiunan karyawan BUMN ini.

Selain pohon kurma, di masjid ini juga terdapat sebuah sumur tua yang berumur sama dengan bangunan masjid ini. Menurut Habib Alwi, Habib Abdurrahman sengaja membuat sumur tersebut untuk wudhu bagi orang yang akan shalat di masjid ini. Sumur tua tersebut terletak tepat di depan mimbar masjid. “Awalnya sumur itu tempatnya di luar masjid. Tapi karena masjid ini tidak bisa lagi menampung para jamaah, akhirnya masjid ini direnovasi dan bangunannya diperluas. Karena letaknya berdekatan dengan mimbar, terpaksa ditutup,” ujar bapak lima anak ini.

Agar tetap digunakan, Habib Alwi memasang pipa dan menyedotnya menggunakan mesin pompa. Air sumur tua ini hanya dipakai untuk wudhu dan tidak pernah dipakai untuk mandi, apalagi untuk mencuci pakaian. Sejak digali tahun 1789 sampai sekarang, air sumur ini tidak pernah kering meski musim kemarau berkepanjangan. Anehnya lagi, rasa air sumur ini sama seperti air Zamzam yang berada di Makkah. Dan untuk meminumnya, tidak perlu dimasak terlebih dulu.

Selain memiliki keajaiban, air sumur ini juga bisa digunakan sebagai obat dan segala keperluan. Biasanya orang yang melakukan ziarah akan meminta air sumur pada Habib Alwi sebagai bekal. Namun harus didoakan terlebih dulu di samping makam waliyullah itu.

Cerita Aneh. Masjid ini juga memiliki cerita aneh di kalangan masyarakat. Hal itu terjadi pada tahun 1994, ketika dilakukan pembangunan jalan tol di Ancol. Menurut Habib Alwi, pada saat itu, rencananya sebagian halaman masjid akan digusur untuk jalan layang. Dan jika terlaksana, letak masjid tersebut nantinya akan berada di bawah jalan layang. Namun, pada saat pembangunan jalan tol, tiang penyangga jalan tersebut tiba-tiba patah dan ambruk. Pembangunan akhirnya dilakukan dengan cara manual, tapi tetap saja tiang penyangga tidak bisa berdiri kokoh.

Keajaiban lain juga terjadi pada saat itu. Para pekerja harus terus bekerja untuk mengejar deadline pengerjaan proyek. Akibatnya, para pekerja harus rela bekerja pada hari Jum’at, tanpa menghiraukan himbauan pengurus masjid untuk tidak melakukan aktivitas pembangunan pada hari tersebut. Akhirnya, semua beton dan tiang penyangga yang sedang dikerjakan hancur dan menewaskan banyak pekerja.

“Mungkin karena pimpinan proyeknya (pimpro) penasaran, akhirnya pimpronya bertanya kepada pengurus masjid. Pengurus masjid kemudian menjelaskan bahwa di dalam masjid ada tiga makam wali yang dikeramatkan. Setelah mengetahui hal itu, pembuatan jalan layang yang rencananya harus menghabiskan halaman masjid, diurungkan dan dibelokan ke arah kali,” paparnya sambil mengenang keajaiban yang disaksikan banyak orang itu.

Selain kejadian aneh pembangunan jalan tol, pernah juga ada kejadian serupa. Pada Juli tahun 2001 terjadi kebakaran hebat di Kampung Bandan. Hampir semua rumah terbakar habis. Namun anehnya, meski api berkobar dengan cepatnya melahap semua bangunan, tapi api tidak membakar masjid keramat. “Kejadian ini sunguh luar biasa. Kalau tidak ada campur tangan Allah, pasti masjid dan makam para wali sudah habis terbakar,” kisahnya. Doel

Side Bar I

Triyanti (39), Ibu Rumah Tangga

Dapat Momongan Setelah Berziarah ke Masjid Keramat Kampung Bandan

Setiap pasangan suami-istri pasti mendambakan kehadiran seorang anak dalam rumah tangga mereka. Begitu pula dengan pasangan suami istri Sutomo dan Triyanti. Sudah 12 tahun keduanya mendambakan seorang buah hati. Namun, rupanya Tuhan belum mengaruniakan seorang anak pun kepada mereka.

Sebagai seorang istri yang ingin membahagiakan suaminya, Tri sudah berusaha untuk segera mendapat momongan. Sudah berapa tempat ia datangi. Biaya yang dikeluarkan demi mewujudkan angan-angannya itu pun tidak sedikit. Namun, semua usahanya itu sia-sia. Saking inginnya punya anak, Tri tidak pernah menyerah dan putus asa. Setiap malam ia mengadu kepada Allah. Tri tidak pernah membayangkan apa jadinya nanti kalau ia tidak mempunyai keturunan. Siapa yang akan meneruskan kebanggaan keluarganya kelak?

Mimpi Aneh. Suatu malam di tahun 2005, Tri bermimpi bertemu dengan orang yang tidak dikenal. Dalam mimpinya itu Tri disuruh untuk mendatangi sebuah masjid yang letaknya di sebelah kanan flyover. Lelaki dalam mimpi itu juga memberi isyarat bahwa di dalam Masjid itu terdapat tiga makam wali Allah. “Saya tidak tahu maksud mimpi itu. Saya hanya berpikir, mimpi itu hanya petunjuk dari Allah tentang keluh kesah saya selama ini,” kenang wanita asal Boyolali ini.

Wanita yang kini tinggal di Cakung, Jakarta Timur ini mengaku, sejak mendapat mimpi itu, hatinya selalu dihinggapi perasaan gelisah. Namun kadang-kadang ada dorongan yang kuat untuk mengunjungi tempat yang ditunjukkan dalam mimpinya tersebut. Setelah berkonsultasi dengan suami, akhirnya Tri datang ke seorang guru untuk menanyakan maksud mimpinya itu. Lalu guru tadi menyarankan agar Tri mendatangi Masjid Keramat yang berada di Kampung Bandan. Mendapat penjelasan itu, Tri pun langsung menuju ke Kampung Bandan.

“Awalnya, saya masih bimbang. Antara percaya dan tidak. Ketika datang ke masjid itu, Subhanallah ternyata, semua yang ada di dalam masjid tersebut, sama persis dengan apa yang saya lihat dalam mimpi,” ungkap Tri mengenang peristiwa itu.

Setelah itu Tri menemui Habib Alwi selaku penjaga makam waliyyullah. Oleh Habib, Tri dibimbing untuk berdoa di Masjid Keramat itu. Setiap malam Senin, Tri bersama suami mengunjungi makam waliyyullah. ”Sebelum melakukan dzikir, saya harus membaca tulisan Arab yang berada di makam. Lalu Habib memimpin dzikir,” terangnya. Pada ziarah keempat, Tri diberi sebotol air mineral oleh Habib untuk diminum.

Di luar dugaan, dua bulan kemudian, tak disangka-sangka Tri tidak datang bulan. Karena penasaran, ia pun segera memeriksakan diri ke rumah sakit. “Syukur Alhamdulillah ya Allah, ternyata saya hamil,” jelasnya sambil tersenyum bahagia.

Meski sudah hamil, Tri setiap minggu masih tetap melakukan ziarah ke Masjid Keramat itu. Saat umur kandungannya menginjak tujuh bulan, Tri tidak bisa lagi berziarah ke Masjid sebab ia harus pulang ke kampung di Boyolali untuk persiapan persalinannya di sana. “Saya kan belum pernah melahirkan, jadi saya pulang ke rumah orang tua biar ada yang membantu saya,” dalihnya. Akhirnya, pada tanggal 19 November 2005, Tri melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Lulu Estiningsih. Doel

Side Bar II

Prof. Dr. Yunasril Ali. MA., Guru Besar Tasawuf Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta

Allah Bisa Memberikan Karomah Sesuai Kehendak-Nya

Karomah diberikan Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang benar-benar beriman serta bertaqwa kepada-Nya, yang disebut dengan wali Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman ketika menyebutkan tentang sifat-sifat wali-wali-Nya, “Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa”. (QS. Yunus: 62-63). Jadi, karomah ini tetap ada sampai akhir zaman dan terjadi pada umat ini lebih banyak daripada umat-umat sebelumnya. Yang demikian itu menunjukkan keridhaan Allah Ta’ala terhadap hamba-Nya dan sebagai pertolongan baginya dalam urusan dunianya atau agamanya.

Ketika Wali itu meninggal, maka ke-karomah-annya juga akan menghilang seiring dengan lepasnya nyawa dari raga, yang tinggal hanya nilai ke-barokah-annya. Seperti halnya yang terjadi di Masjid Keramat Kampung Bandan. Meski para Wali itu sudah tidak bisa dijumpai dalam kehidupan, tapi karena sewaktu hidup mereka memiliki karomah, maka ketika orang berziarah di tempat tersebut ada harapan untuk mendapatkan barokah. Sebab biasanya bagi sebagian orang yang terbiasa melakukan wisata ziarah, ia juga akan melakukan tawasul, mengirimkan doa lewat perantara para Wali yang ada dalam makam tersebut atau yang tersebar di banyak tempat.

Adapun mengenai perubahan seorang preman menjadi ahli ibadah ketika menemukan telur berlafadz Allah itu semua karena memang kehendak Allah. Karena Allah merupakan sesuatu yang ghaib, dengan kekuasaan-Nya Ia bisa menampakkan nama-Nya dalam sebuah telur, terung, atau benda lain. Jika kemudian orang tersebut berubah karena telah menemukan benda berlafadz Allah, hal itu bisa saja terjadi. Pasalnya, Allah bisa memberikan karomah (kelebihan/berkah) kepada apa saja dan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Doel

Tidak ada komentar: