Selasa, 17 Juni 2008

Sys NS

Raden Mas Haryo Heroe Syswanto NS. Soerio Soebagio (Sys NS), Ketua Umum Partai NKRI

Otak Menjadi Fresh dan Badan Menjadi Sehat karena Berbagi

Selama ini publik hanya mengenal sosok Sys NS sebagai seorang sutradara, aktor, atau bahkan politisi. Tapi publik jarang yang mengetahui bahwa di balik popularitasnya itu ternyata ia mempunyai kepedulian sosial yang tinggi. Berbagai aksi sosial kerap ia lakukan. Seperti apakah bentuk kepedulian Sys?

Bangunan yang terletak di Jalan Prapanca Raya no 39, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu nampak berbeda dengan bangunan-bangunan lainnya yang berada di sepanjang jalan tersebut. Bangunan itu terlihat begitu mencolok dengan adanya beberapa bendera sebuah partai politik yang berwarna orange. Setelah memasuki halaman bangunan itu, semua orang pasti akan langsung bisa menebak bahwa bangunan tersebut adalah sebuah kantor partai politik yang didirikan oleh seniman ternama, Sys NS.

Setiap tamu asing yang datang pun harus berhadapan terlebih dahulu dengan petugas jaga. Begitu juga terhadap Realita yang datang berkunjung. Petugas jaga itu langsung menanyakan maksud kedatangan Realita. Setelah menjelaskan maksud dan kedatangan, petugas itu kemudian mempersilakan masuk karena telah membuat janji. Tak berapa lama kemudian muncul pria bertubuh tegap menghampiri, dialah Raden Mas Haryo Heroe Syswanto NS. Soerio Soebagio atau yang kerang disapa Sys NS.

Sys NS, pria kelahiran Semarang pada 18 Juli 1956 ini anak ketiga dari sebelas bersaudara. Meski lahir di Semarang, namun ia menjalani pendidikan Sekolah Dasar hingga Kuliah di Jakarta. “Ibu saya setiap mengandung tujuh bulan pasti pulang kampung ke Semarang, jadi saya numpang lahir saja di Semarang,” candanya. Ayahnya, Suryo Subagio (alm.) yang seorang anggota militer mendidik Sys kecil dengan penuh disiplin. Contohnya, setiap pulang sekolah harus tidur, sore hari harus mengaji, dan malamnya harus belajar. Kalau Sys melanggar, ayahnya tak segan-segan untuk menghukum. Lain halnya dengan ibunya, Siti Suciati (almh.), ia justru mendidik Sys dengan lemah lembut dan penuh kesabaran. Bahkan terkadang ibunya sering membela Sys dari kemarahan sang ayah walaupun sebenarnya Sys yang nakal.

Hidup Mandiri. Ketika Sys masuk SMU, kedua orang tuanya pindah dari Jakarta ke Semarang karena ayahnya ditugaskan di kota Semarang. Pada awalnya Sys juga ikut pindah beserta anggota kelurganya yang lain. Namun karena sudah biasa hidup di Jakarta dan juga di Semarang tidak banyak teman-temannya, karena tidak betah akhirnya secara diam-diam ia kabur ke Jakarta. Keluarga di Semarang dibuat kalang kabut dan mencari kemana-mana hingga akhirnya Sys ditemukan di Jakarta. Sys pun dibawa pulang kembali keluarganya ke Semarang. Tapi dasar Sys tidak kerasan, Sys kembali lagi kabur ke Jakarta. Akhirnya Sys mengatakan kepada orang tuanya agar jangan menghiraukannya lagi dan tidak usah memikirkan biaya hidupnya di Jakarta. Ia mengaku bisa cari uang sendiri dan berjanji akan tetap melanjutkan sekolah. Orang tuanya pun akhirnya mempercayai dan merestuinya.

Di Jakarta, Sys numpang tinggal di rumah saudara. Merasa tidak enak tinggal di rumah saudara dan tidak bebas, ia pun akhirnya memutuskan untuk pindah dan tinggal sendiri. Untuk membiayai hidup dan sekolahnya, ia menjadi disc jockey (DJ). Rupanya uang yang diperoleh dari menjadi DJ malah lebih banyak dibandingkan saat ikut orang tua. Dalam pergaulannya pun, Sys selalu ingin terlihat lebih menonjol jika dibandingkan dengan teman-temannya.

Bagi mantan Ketua Umum PB PARFI periode 1998-2002 ini, kehidupan anak muda selalu menuntut tiga hal, yakni sekolah, pergaulan, dan uang. Saat masih menjadi mahasiswa, Sys pernah ingin meraih ketiga-tiganya sekaligus. Kuliah di IKJ, bergaul dengan sesama artis dan mahasiswa, serta cari uang sebagai disc jockey. Setelah setahun dua tahun dilaluinya, akhirnya ia baru menyadari bahwa itu tidak mudah bahkan tidak mungkin diraih semuanya.

Akhirnya ia mengambil keputusan untuk meninggalkan bangku kuliah. Bagi Sys, belajar bukan hanya di bangku kuliah, di mana pun orang bisa belajar asal punya kemauan. Sedangkan kalau pergaulannya yang harus ia korbankan, ia merasa jika mau bergaul lagi nanti sudah tidak mungkin. Dan jika cari duit yang ia korbankan, ia merasa tidak punya pengalaman kerja, nanti sampai tua dan uang juga tidak terkumpul. Akhirnya Sys berhenti kuliah di tingkat dua tapi cari uang semakin giat dan pergaulannya juga semakin luas.

Pilihan untuk meninggalkan bangku kuliah, bukanlah pilihan mudah. Ia pun sudah mempertimbangkannya dengan matang-matang. Sehingga Sys pun harus membayarnya dengan kerja keras untuk mendapatkan uang dan memperluas jaringan. Berkat kerja kerasnya pula Sys banyak mendapatkan uang. Bayangkan saja, sekali membuat show ia bisa untung Rp 25 jutaan. Pada tahun 70-an saja misalnya, anak-anak muda paling jajan sekitar Rp 5000, tapi dikantong Sys bisa jutaan. Meski demikian, apa pun yang telah dihasilkan Sys kala itu selalu habis. Ia tidak pernah punya apa-apa. Uangnya habis untuk foya-foya bersama teman-temannya.

Kehidupan Sys yang glamour, mendadak berubah ketika ia berpacaran dengan Shanty Widhiyanti yang kelak menjadi belahan jiwanya. Sebagai seorang pacar, Shanty selalu mengingatkan Sys untuk menabung sebagai bekal rumah tangganya kelak. Berkat nasehat pacarnya itulah, Sys tidak lagi berfoya-foya dan bisa memiliki rumah dan mobil. Sejak berpacaran dengan Shanty, hidupnya menjadi lebih tertib dan kerja menjadi lebih sungguh-sungguh. Namun Sys sendiri juga banyak mempengaruhi istrinya dalam kehidupan. Misalnya, cara berpikir dan pergaulan. Karena si istri bukan anak jalanan, jadi tidak begitu mahir dalam ilmu pergaulan. Tapi intinya mereka jadi saling mendapat hal-hal positif.

Pertemuan Sys dengan Shanty sendiri berawal saat Shanty, mengantar temannya datang ke Prambors untuk mendaftar menjadi anggota KMP (Kawula Muda Prambors), sebuah organisasi remaja. Shanty yang sebenarnya tidak berminat ikutan KMP, ketika itu dipaksa oleh temannya sehingga ambil formulir juga. Sys sendiri ketika itu belum tahu menahu mengenai KMP. Sesudah terkumpul banyak anggota, teman Sys minta pertolongannya untuk membuat ide kreatif anggota KMP. Sys pun kemudian meminta foto-foto pendaftar dan melihatnya satu per satu. Terseleksilah beberapa foto diantaranya foto Shanty. Ketika melihat foto Shanty, Sys sudah merasakan daya tarik gadis yang satu itu.

Pada waktu diadakan peresmian anggota KMP yang bertempat di hotel Sahid, Sys sendiri menjadi MC untuk memperkenalkan anggota-anggota KMP ini. Saat acara mulai, anggota pun dipanggil satu per satu. Dan pada saat giliran Shanty yang dipanggil, Sys pun mulai mengganggu dan sengaja melama-lamakannya. Maksudnya agar si gadis selalu ingat sama dia. Setelah melakukan pendekatan, akhirnya Sys dapat menaklukkan hati gadis pujaannya itu. Padahal saat itu usianya terpaut sangat jauh yaitu 13,5 tahun. “Cintalah yang mempersatukan kita,” ungkap mantan presenter talkshow Who Wants To Be The President di TPI ini. Ketika resmi berpacaran, Sys sudah meyakinkan Shanty bahwa cintanya tidaklah main-main. Sys pun membuktikannya.

Tujuh tahun lamanya mereka berpacaran tanpa ganti-ganti. Sys menunggu Shanty hingga menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonominya di Universitas Padjajaran, Bandung. Barulah kemudian mereka akan melangkah ke pelaminan. Dari hasil perkawinannya, Sys dan Shanty dikaruniai tiga orang anak yaitu Syanindita Trasysty (13), Sabdayagra Ahessa(12), dan Sadhenna Sayanda (8).

Kepedulian Tinggi. Bagi Sys, kegiatan sosial yang ia lakukan adalah dalam rangka membangun Hablumminnanaas yaitu hubungan antar manusia. Agar terjadi hubungan antar manusia dengan baik, maka salah satunya adalah saling membantu dengan yang lain. Kepedulian sosial yang dimilikinya ini adalah wujud dari rasa syukur yang ia peroleh selama ini. “Tuhan terlalu sayang kepada saya, apa yang saya minta Tuhan selalu mengabulkan,” aku Sys. Sys boleh disebut pria multi profesi. Banyak keahlian yang ia miliki, dari mulai main bola, main basket, nyanyi, presenter, penyiar, sampai menjadi direktur radio, semua pernah ia lakoni. “Saya pernah melakukan apa saja kecuali peragawan dan tukang sulap,” katanya bergurau.

Berbagai hal yang dilakukannya selalu berhasil dan mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Namun meski demikian, mantan anggota MPR-RI, Utusan Golongan, periode 1999-2004 ini sendiri mengakui talentanya yang banyak ini membuatnya sedikit tidak fokus dalam satu hal. Apakah itu suatu hal yang bagus atau jelek dia sendiri tidak tahu. Tapi ia merasa bahwa hal demikian ada bagusnya dan ada juga buruknya. Hampir semua pernah dia lakukan khususnya yang berhubungan dengan dunia seni hiburan. Jadi penulis skenario, sutradara, pemain film bahkan pelawak seperti ‘Sersan Prambors’ ia pernah ikuti walaupun tidak begitu berani di panggung. Tapi kalau di kaset dan di film dia cukup berani membuat humor. Bahkan ketika menggeluti disc jockey, Sys pernah memperoleh penghargaan sebagai The Best of Disc Jockey of Indonesia pada tahun 1975.

Aktivitas sosial yang dilakukan Sys sendiri bermacam-macam. Dari mulai memberikan santunan kepada anak yatim, sunatan massal, beasiswa sekolah bagi anak-anak yang tidak mampu sampai dengan membantu para korban banjir. Aksi sosial yang dilakukan seringnya dilakukan secara aksidental dan kontinyu. Adapun kegiatan sosial yang dilakukan secara kotinyu adalah pengumpulan uang dalam pengajian rutin keluarga yang dilakukan setiap dua minggu sekali. Uang dari hasil patungan yang terkumpul, lalu disalurkan ke tempat-tempat pengajian Al-Qur'an (TPA) yang kurang mampu di wilayah Jakarta.

Begitupun di radio Muara dimana Sys menjadi Direktur Utamanya. Ia selalu mengadakan kegiatan sosial. Seperti santunan kepada fakir miskin dan anak yatim. Bahkan pada tahun 1989 lewat Radio Muara ia mendirikan BOM (Bursa Orang Muda), salah satu kegiatan BOM adalah memberikan Beasiswa kepada anak-anak yang berprestasi yang tidak mempunyai biaya. Mulai dari uang sekolah, buku, transportasi, sampai dengan uang saku. Untuk menjaring calon penerima beasiswa, Sys bekerja sama dengan sekolah-sekolah di Jakarta untuk mendata siswa yang tidak mampu. Sayangnya, kegiatan BOM ini hanya berjalan tiga tahun dan pada tahun 1991 kegiatan BOM ini berhenti. Meski demikian bukan berarti Sys tidak lagi melakukan kegiatan sosial, ia tetap melakukan kegaiatan sosial tapi tidak berbentuk beasiswa melainkan santunan kepada fakir miskin.

Sedangkan bentuk aksi sosial Sys secara aksidental adalah saat banjir melanda Jakarta. Ia bersama teman-temannya turun memberikan bantuan kepada para korban banjir, dari mulai makanan, minuman, sampai dengan obat-obatan. “Pada awalnya bantuan banjir dananya dari kita, tapi setelah melihat aksi sosial kita, banyak orang yang ikut membantu memberikan bantuan,” jelas Sys. Begitupula saat ia meresmikan kantor Partai NKRI yang ia dirikan, tak lupa ia mengundang anak yatim piatu untuk syukuran dan memberikan santunan.

Mendapatkan Kebahagiaan. Apa yang dilakukan Sys di berbagai kegiatan sosial, bukanlah suatu hal baru. Sebab, sejak kecil Sys sudah diajarkan kedua orang tuanya untuk memiliki kepedulian sosial. Seperti membantu orang yang sedang kesusahan atau memberi uang kepada pengemis. Berkat didikan orang tuanya inilah ia mempunyai kepedulian yang sangat tinggi. Bagi Sys, membantu orang lain bukan sekadar ajaran agama saja tapi lebih ke panggilan hati. “Kalau orang punya hati waras pasti akan tergerak untuk membantu, tapi kalau hatinya sakit pasti tidak akan tergerak,” ujar mantan juru kampanye tingkat nasional, pemilu Capres dan Cawapres SBY-JK ini.

Dengan berprinsip seperti itulah, meski ia tidak punya uang, ia tetap membantu ketika ada orang yang membutuhkan pertolongan dengan menjadi perantara orang yang mempunyai uang. ”Kalau kita tidak punya uang untuk memberi, kita jadi jembatannya saja. Jangan tidak punya uang lalu diam saja ketika ada orang minta pertolongan,” ungkapnya. Sys sendiri selalu menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk diberikan kepada orang-orang yang kurang beruntung. “Kalau yang pasti sih 2,5 % saya sisihkan sesuai dengan aturan Islam,” aku Sys. Meski begitu, pada kenyataannya, Komisaris PT. Radio CDBS 94.5FM Bali ini selalu menyisihkan lebih dari 2,5 % dari penghasilannya untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak.

Dalam memberikan bantuannya, Sys selalu menggunakan ilmu “kalaunologi” ilmu “kalaunologi” adalah ilmu yang ia ciptakan sendiri, yaitu ilmu berkalau-kalau. Misalnya, bila ia memberikan uang pada orang, ia akan bertanya dalam hati, kalau dikasih uang bagaimana rasanya ya? Tentu akan senang apalagi kalau lagi tidak punya uang untuk makan. Begitu pula sebaliknya orang yang memberi pasti akan lebih berbahagia karena bisa menolong orang. “Memberi supaya orang berbahagia, jauh lebih bahagia memberi. Artinya, hati saya senang, otak saya fresh dan badan saya sehat,” tuturnya. Doel

Side Bar I

Mengajarkan Berbagi kepada Anaknya dengan Contoh

Pengalaman saat kecil mendapat didikan yang keras dari ayahnya dan lemah lembut dari ibunya, membuat Sys seakan mendapat pelajaran berharga dalam mendidik anak-anaknya. Jika dulu bapaknya selalu memperlakukannya sebagai anak bukan mitra, ia ingin anak-anaknya sekarang sekaligus menjadi mitranya. Menurutnya, hanya kebetulan anak-anak itu menjadi anaknya dan ia menjadi bapak mereka.

Dengan memperlakukan anak sebagai mitra, pemeran utama film Seindah Rembulan ini pun menempatkan dirinya sejajar dengan anak-anaknya. Ia merasa anaknya harus menjadi sahabatnya juga. Di rumahnya, budaya demokrasi ia hidupkan supaya anak itu tidak egois. Ia menempatkan anak-anaknya punya hak suara juga. Sehingga jika akan pergi, misalnya, ia selalu bertanya kepada anak-anaknya mau ke mana, nonton ataukah makan, anaknya yang menentukan. Sedangkan ia tinggal mengikuti. Namun jika tidak ada keputusan, barulah ia bersama istrinya yang berembug.

Begitu pula ketika mengadakan kegiatan sosial, ia tidak memerintahkan anaknya untuk berbagi, tapi mengajarkannya melalui contoh dengan mengajak mereka setiap kali melakukan kegiatan sosial. Hal ini menurutnya, agar sang anak memiliki rasa empati terhadap orang yang kurang beruntung. “Saya juga dulu diajarkan orang tua dengan contoh, bukan perintah,” ujarnya. Doel

Side Bar II

Membakar Barang-barang Porno yang Telah Susah Payah Dikumpulkannya

Sejak masih muda, Sys memiliki hobi yang sangat tidak wajar. Ia suka sekali mengoleksi barang-barang porno, baik itu film porno, gelas porno, maupun handuk porno. “Pokoknya, yang berbau porno saya pasti punya,” kenangnya. Kadang untuk mendapatkan barang porno, ketika di Indonesia tidak ada, ia berburu sampai ke luar negeri. Tidak sedikit biaya yang ia keluarkan demi memuaskan hobinya ini. Apa yang ia lakukan adalah untuk mewujudkan impiannya yaitu membangun museum porno.

Sebelum menunaikan ibadah Haji, Sys tidak tahu kalau mengoleksi barang porno dilarang agama. Sys baru mengetahui bahwa hobi yang selama ini ia kerjakan dilarang agama, saat ia menunaikan ibadah Haji. Selama menunaikan ibadah Haji di Makkah, setiap sore ia mengaji di kelompoknya untuk membahas masalah ke-Islaman. Salah satunya, membahas masalah pornografi. Sejak saat itu ia baru tahu kalau mengoleksi barang-barang porno adalah haram. Maka, sepulang dari menunaikan ibadah Haji, tanpa berpikir panjang lagi ia langsung membakar barang-barang pornonya yang telah ia kumpulkan dengan susah payah. Doel

Tidak ada komentar: