Baju Modis Murah
Senin, 31 Maret 2014
Grosir Baju Murah
Baju atau pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia. Oleh karena itu bisnis baju tidak ada matinya. Tanpa pakaian manusia tidak dapat menutupi tubunya dengan aman. Pakaian juga adalah hal penting untuk menunjang penampilan, dengan pakaian manusia dapat memiliki kepercayaan diri dihadapan manusia lainnya.
Kini memakai baju tidak hanya sekedar untuk menutupi tubuh. Baju kini sudah menjelma menjadi indentitas seseorang. Seorang selebritis tentu akan memakai pakaian yang bagus dan dari desainer ternama agar selalu terlihat menarik dan tentu saja bergengsi. Seorang pejabat Negara, ibu rumah tangga juga demikian. Jadi kini memakai baju adalah symbol dari tingkat ekonomi dan kedudukan seseorang.
Karena Baju atau pakaian adalah simbol dari indentias seseorang makanya kini disain disain baju selalu up date setiap hari. Baju yang lagi booming sekarang belum tentu bisa bertahan sampai satu bulan atau bahkan satu minggu. Bisa jadi hanya mungkin tiga hari saja.
Oleh karena itu bisnis baju yang tidak up date akan ditinggal konsumen. Salah satu toko baju online yang menjual baju berkwalitas dan model terbaru dengan harga yang murah adalah . www.Queensha.com menjual pakaian secara ecer dan grosir dan juga menerima reseller dan dropshiper. Selain menjual baju www.Queensha.com juga menjual jilbab model terbaru. Buat sista yang ingin belanja online yang engga pake ribet dan aman silahkan klik disini untuk liat katalog lengkapnya
Minggu, 02 Februari 2014
Tips Cara membedakan Online Shop penipu dan yang jujur
zaman sekarang, semua serba canggih. Mau beli apa pun bisa langsung ambil gadget lalu pilih, dan dalam sekejap mata, baju modis impian pun datang ke rumah.
Tapiii, eits ada tapi nya nih, baju modis itu tentu ga segampang itu juga datang nya. Kita harus metransfer sejumlah uang dulu sebagai syarat pembelian.
Hampir semua on line shop, punya peraturan yang sama. Pembeli diharuskan untuk metransfer terlebih dahulu total biaya pembelanjaan plus ongkos kirim nya. Celah ini lah yg bagi sebagian oknum ol shop gadungan dijadikan sebagai alat untuk menipu orang lain.
Sehingga pada beberapa orang, ada yang begitu takut nya untuk berbelanja on line. Padahal on line shop hadir untuk memberi kemudahan bagi mereka yg suka berbelanja tapi malas ke luar rumah. Apalagi biasanya harga baju online shop lebih murah dibandingkan dengan harga offline.
Agar tidak tertipu oleh ol shop gadungan, berikut ini tips2 nya :
1. Ol shop yg benar, akan mencantumkan alamat workshop/rumah / toko nya di website/socmed mereka
2. Sebelum bertransaksi,ada baik nya mengecek FB/twitter si on line shop tersebut.
3. Saat di cek di google, tidak ada image buruk yg dilontarkan oleh customer nya
4. Cek no hp dan no rek yang diberikan di google. Bila emang si on line shop tersebut penipu, maka akan muncul no rek tersebut di google. Karena biasanya korban penipuan sebelum nya sudah mengumumkan melalui twitter/fb sehingga begitu dilacak maka no rek tersebut akan muncul
5. Ada baik nya bila anda terlanjur menjadi salah 1 korban penipuan on line shop, maka sebaiknya mengumumkan no rek dan no hp si penipu di socmed, di portal khusus pengaduan on line, forum2 diskusi ol shop dll. Dengan tujuan agar no rek dan no hp si penipu terindeks di google
6. Tidak semua on line shop yg menjual baju/barang dengan harga murah itu dapat dicurigai sebagai penipu. Karena ada beberapa on line shop yang memang merupakan supplier tangan pertama. Maka tidak heran bila mereka bisa menjual baju modis dengan harga yg murah
Itu adalah beberapa tips dari kami. Mudah-mudahan bisa bermanfaat yaa. Ingat, belanja baju modis on line dengan harga yang murah? Ya di http://www.queensha.com dong ^^
Kamis, 30 Januari 2014
Sabtu, 08 Januari 2011
Selasa, 04 Januari 2011
Rabu, 22 Juli 2009
Di Balik Kasus Antasari Azhar, Ketua KPK Non Aktif
Benarkah Hanya Cinta Segitiga?
Banyak sudah kasus yang membuktikan bahwa kehadiran orang ketiga dalam rumah tangga, seringkali membawa kehancuran. Sebut saja kasus yang sempat menghebohkan antara Maria Eva seorang penyanyi dangdut dengan Yahya Zaini, seorang anggota DPR yang berakhir dengan pemecatan Yahya Zaini. Seorang dai kondang Aa Gym yang memilih menikah lagi dengan Teh Rini, yang kemudian membuat bisnis Aa Gym menurun. Seorang penyanyi Mayangsari yang berhasil merebut Bambang Trihatmodjo hingga rumah tangganya hancur berantakan. Dan yang terakhir adalah kasus Antasari yang diduga motif asmara sebagai salah satu pemicunya. Benarkah hanya cinta segitiga?
Narasumber1:
Ida Laksmiwati, Istri Antasari Azhar Ketua KPK Non Aktif
“Sebagai wanita biasa, saya merasa sedih”
Kiprah Antasari selama menjadi ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) memang banyak dielu-elukan orang. Melalui tangan dingin alumni Universitas Sriwijaya ini KPK banyak membongkar kasus-kasus korupsi berskala besar. Tak pelak Antasari dielu-elukan sebagai orang yang menjadi harapan pemberantasan korupsi di negeri ini. Demikian pula di mata keluarganya, Antasari lebih dari sekadar nakhoda.
Belakangan mendadak nama Ida Laksmiwati menjadi bahan perbincangan tatkala Antasari terseret dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yang membawa-bawa nama perempuan bernama Rani Juliani yang dianggap sebagai pemicu terjadinya pembunuhan tersebut. Ada cinta terlarang yang melibatkan suaminya. Menanggapi berbagai spekulasi yang beredar di masyarakat, Ida tetap bersikukuh bahwa suaminya tak terlibat dengan segala persoalan yang dituduhkan kepadanya. “Saya sudah kenal dengan bapak puluhan tahun. Saya lebih percaya suami saya,” katanya saat ditemui di sebuah televisi swasta di Jakarta Barat.
Sebagai seorang istri dan manusia biasa, perempuan berambut panjang ini tetap merasa prihatin dan sedih dengan peristiwa yang kini menimpa suaminya. “Saya diminta sabar dan tabah. Selain itu bapak juga minta agar menjaga anak-anak,” tukasnya. Sebelum peristiwa ini terjadi dia mengaku tak memiliki firasat buruk apa pun, semua berjalan normal seperti biasa. Selama ini yang namanya teror baik lewat telepon maupun SMS sudah menjadi makanan Ida sehari-hari. Tatkala suaminya terseret kasus seperti sekarang ini pun, hal seperti itu tak berhenti, malah kian menjadi-jadi. “Hal seperti itu saya terima baik dari anak kecil hingga orang dewasa,” ungkapnya. “Tapi semua itu sudah saya anggap sebagai risiko istri,” tambahnya.
Tatkala disinggung nama Rani Juliani, Ida mengaku tak tahu menahu dengan perempuan tersebut. Dia kembali menegaskan lebih percaya suami daripada kabar yang simpang siur. “Bapak adalah penyayang keluarga. Meski tidak pulang dia selalu memberi kabar,” terangnya. Jika ada waktu luang tetap mnyempatkan diri berkumpul dengan keluarga.
Hal senada juga dikatakan tatkala dirinya keluar dari tahanan narkoba Polda Metro Jaya usai membesuk suaminya. Ida tak merasa kaget tatkala suaminya yang selama ini gagah berani menangkapi para koruptor kali ini malah memakai baju tahanan. “Masih untung pakai baju, daripada nggak sama sekali,” selorohnya. Selain menjalani pemeriksaan, Antasari memilih menghabiskan waktu dengan membaca buku sejarah dan agama. “Kita serahkan saja kasus ini pada para penegak hukum,” tukasnya. Benar kata orang bijak, setiap ada pertarungan yang menjadi korban adalah keluarga. Must, Erni
Narasumber2:
Nasrudin Zulkarnaen, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran yang Tewas Terbunuh
Sebelum Menikah dengan Nasrudin, Rani adalah Kekasih Antasari
Dugaan adanya cinta segitiga dalam kasus pembunuhan Nasrudin, disebut-sebut menjadi salah satu motifnya. Rani yang diketahui sebagai istri ketiga Nasrudin dari pernikahan sirinya, diduga juga mempunyai hubungan khusus dengan ketua KPK non aktif Antasari Azhar. Bagaimana tanggapan pihak keluarga Nasrudin terhadap munculnya nama Rani Juliani. Dan bagaimanakah hubungan antara Nasrudin dengan Antasari sebenarnya?
Seperti diberitakan sebelumnya, Nasrudin Zulkarnaen (41) direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) ditembak di dalam mobilnya saat perjalanan pulang selesai bermain golf, Sabtu 14 Maret 2009. Semasa hidupnya, Alm. Nasrudin memang hobi bermain golf. Bahkan ia kerap menjuarai berbagai turnamen yang diselenggarakan pihak Padang Golf Modernland, Cikokol Tangerang dimana ia menjadi salah satu membernya. Selain hobi, bermain golf biasa dijadikan Nasrudin sebagai ajang bertemu rekan bisnis. Beberapa kali Nasrudin pun pernah bermain golf bersama Antasari Azhar yang juga merupakan sesama anggota.
Menurut pengacara keluarga, Boyamin Saiman, Nasrudin memang sudah sejak lama berteman dengan Antasari. “Bahkan sejak sebelum Antasari menjadi pejabat negara,” katanya. Lebih lanjut Boyamin menjelaskan, mereka (Nasrudin dan Antasari, red) dilaporkan saling bertukar informasi tentang kasus yang terjadi di PT RNI (Rajawali Nusantara Indonesia, induk perusahaan PRB). Dalam perkembangannya, Nasrudin kecewa karena dalam kasus PT RNI, hanya direktur keuangan perusahaan tersebut yang ditetapkan sebagai tersangka. Hubungan pertemanan yang telah terjalin begitu lama ini akhirnya kandas juga. Pertemanan mereka rusak dan berakhir dengan pembunuhan. Tragisnya, faktor pemicunya adalah cinta segitiga antara Nasrudin, Antasari, dan Rani Juliani (22).
Sebelumnya, Nasrudin tertarik dengan Rani, seorang caddy (pengambil bola atau pembawa stik pemain golf) dari Padang Golf Modernland yang kerap menemaninya bermain golf. Namun, saat itu Rani dikabarkan sudah berhubungan dan menjadi kekasih Antasari. Karena butuh kejelasan, Rani lebih memilih Nasrudin yang mau menikahinya meski secara siri. Perseteruan terus berkembang saat Antasari menjalin hubungan diam-diam kembali dengan Rani yang saat itu statusnya adalah sebagai istri ketiga Nasrudin. Karena merasa dikhianati itulah Nasrudin menjadi marah kepada Antasari. Dia lalu mengancam akan membuka skandal asmara Antasari dengan Rani tersebut ke publik. Ancaman Nasrudin itulah tutur Boyamin, yang membuat Antasari panik hingga dia merasa perlu untuk meminta Nasrudin mengurungkannya jika tidak ingin mendapat masalah.
“Pak Nasrudin diancam untuk tidak membuka skandal tersebut ke publik. Mungkin sebagai pejabat, Antasari khawatir jika skandal itu mencuat akan mencoreng reputasinya atau bahkan dia akan diberhentikan. Karena itulah dia sampai mengancam pak Nasrudin agar tidak dipublikasikan,” kata Boyamin. Namun Boyamin tidak menjelaskan lebih lanjut lagi karena semuanya sudah ditangani polisi, termasuk semua bukti yang didapat dari pihak keluarga.
Ditemui realita di sebuah studio salah satu televisi swasta, Rabu (6/5) malam, Andi Syamsudin adik Alm. Nasrudin tidak mau menjelaskan bagaimana hubungan Nasrudin dan Antasari lebih lanjut. Ia hanya menjelaskan bahwa semua sudah ditangani pihak kepolisian. “Saya nggak mau berkomentar tentang hal itu, lebih baik cek saja ke polisi,” tuturnya singkat. Terkait keterangan data korupsi yang Nasrudin sampaikan ke KPK, Andi juga pernah mendengarnya. Namun ia enggan menjelaskan secara detail kasus apa saja yang dilaporkan. “Semasa hidupnya, ia (Nasrudin, red) pernah bercerita kepada saya tentang hal-hal tersebut. Tapi saya nggak bisa kasih tahu,” lanjutnya singkat. Menurut Andi, dugaan motif cinta segitiga yang mengaitkan Rani Juliani dinilainya sudah kebablasan. Pemberitaan tersebut dianggapnya cuma opini belaka. Bahkan, Andi sendiri tidak pernah mengenal sosok Rani itu seperti apa. “Saya tidak kenal siapa itu Rani. Terlebih saya tidak tahu status dia yang kabarnya sudah dinikah siri Almarhum,” paparnya. Berita yang berkembang saat ini adalah opini liar yang menyesatkan. Menurut Andi, dari pihak keluarga sendiri tidak terlalu menanggapi masalah itu.
Boyamin menambahkan bahwa istri kedua Nasrudin (istri sah Nasrudin karena istri pertamanya sudah dicerai) pernah bertanya kepada Alm. Nasrudin siapa itu Rani. Dan saat itu Rani dikenalkan sebagai anak angkatnya. “Pak Nas menjawab bahwa Rani adalah anak angkatnya,” ungkapnya kepada realita. Suparmin (34), sopir pribadi Nasrudin sejak Januari 2008 yang sedang bersama Nasrudin saat terjadinya penembakan juga mengatakan bahwa Nasrudin mengenalkan Rani kepadanya sebagai anak angkat. “Apalagi di rumah bapak (Nasrudin, red) juga ada anak angkat lainnya bernama Princes. Jadi saya percaya saja,” ujar Suparmin. Saat diperiksa polisi, Suparmin baru tahu kalau Rani dan Nasrudin sebenarnya telah menikah siri pada Juni 2007.
Sejak kematian Nasrudin, diakui Andi, keluarga besar mereka mengalami kesulitan ekonomi. “Kematian Almarhum adalah sebuah kepedihan,” lanjutnya. Sebagai anak ketiga dari sembilan bersaudara, Nasrudin adalah tumpuan perekonomian keluarga dan saudara-saudaranya.
“Soal penangkapan pelaku, kita sudah menduganya sejak lama. Pokoknya kita punya data yang sama dengan kepolisian,” aku Andi. Andi dan pihak keluarga hanya bisa menunggu keterangan dan perkembangan dari pihak kepolisian tentang kelanjutan kasus ini. Erni
Narasumber3:
Rani Juliani, Mantan Caddy
Kini Hidup Senang di Tempat Mewah
Nama Rani Juliani belakangan ini sangat akrab ditelinga kita. Semenjak kasus penembakan Nasrudin yang menyeret ketua KPK, Antasari Azhar, nama gadis cantik ini menjadi buah bibir di seluruh media dan menjadi wacana nasional. Kepergian Rani sekeluarga mengundang banyak tanda tanya. Bahkan di lingkungan sekitarnya. Menurut Neneng, salah satu tetangganya, keluarga Rani bukanlah asli warga Tangerang melainkan pendatang. Kedua orangtua Rani, Endang M. Hasan dan Kuswati berasal dari Banten. “Keluarga Rani pindah dan tinggal di Tangerang dari tahun 1981,” terangnya.
Rani merupakan putri ketiga dari empat bersaudara. Sebelum pensiun, ayahnya bekerja sebagai sopir di PT Tifico Tangerang. Kondisi ekonomi keluarga yang tidak menentu membuat perempuan kelahiran 1 Juli 1986 itu tergerak untuk bekerja sejak duduk di bangku SMA.
Setelah lulus tahun 2003, Rani mendaftar pramugari atas saran sang ibu. Dengan harapan bisa membantu ekonomi keluarga. Sayangnya saat ikut test, Rani tidak lulus lantaran badannya kegemukan. Sebenarnya Rani ingin kuliah namun orangtuanya tidak punya biaya. Ia pun mengurungkan niatnya. Untuk membantu ekonomi keluarga, Rani pun melamar pekerjaan menjadi caddy (pemungut bola golf) di Padang Golf Modernland, Tangerang sekitar tahun 2005.
Caddy Termahal. Berkat wajahnya yang cantik dan manis, sosok Rani sebagai caddy langsung menyita perhatiaan para pemain golf. Hal ini membuat kecemburuan para caddy yang lain. Saat menjadi caddy, penghasilan resmi yang diterima Rani berkisar Rp 40 ribu, namun tips yang diterima bisa mencapai Rp 200 – 300 ribu sekali main. Pertemuan Rani dengan Zul, panggilan akrab Nasrudin Zulkarnaen, bermula dari lapangan golf. Saat itu Rani menjadi caddy di Padang Golf Modern, Kompleks Modernland, Pinang, Tangerang. Dari pekerjaan inilah Rani mengenal Nasrudin Zulkarnaen, yang sejak tiga tahun lalu menjadi member di Padang Golf Moderland. Di kalangan caddy di Modernland, Rani merupakan primadona di tempat golf tersebut.
Berkat wajahnya yang manis dan pembawaannya yang luwes, ia menjadi caddy favorit, terutama saat para pejabat bermain golf. Sebagian besar pejabat tersebut akan mem-booking Rani sebagai caddy. Padahal tips untuk Rani tidak bisa dibilang murah. Untuk sekali putaran, setiap pegolf harus merogoh kocek Rp 1 juta hingga Rp 3 juta rupiah. “Rani itu bisa dibilang caddy termahal,” ujar teman seprofesinya sebut saja Ita, bukan nama sebenarnya. Tugas Rani sebagai caddy adalah memandu golf di lapangan. Profesi menjadi caddy ini dilakoni oleh putri pasangan Endang M Hasan dan Kuswati ini selama dua tahun. Lalu ia berpindah ke bagian marketing.
Namun pada tahun 2006 Rani berhenti bekerja di Padang Golf. Rani yang juga memiliki nama samaran Tika ini kemudian dinikahi oleh Zul. Karena itu Rani kerap menjadi musuh di kalangan caddy. Meski tidak ditunjukkan secara real, para temannya tetap menjaga profesionalisme dalam bekerja. Setiap mendapatkan uang banyak atau pun sedikit, Rani selalu bilang kepada orangtuanya. Dari pekerjaan itulah, Rani bisa membantu keluarganya. “Karena kakak-kakaknya sudah pada pisah dan tinggal sendiri-sendiri,” aku Neneng sang tetangga rumah.
Dari pihak manajemen golf tidak melarang caddy-nya mendapatkan tips. “Pendapatan kita yang besar memang di tips,” terang Ita. Ada rumor bahwa caddy bisa di-booking, Ita hanya bisa menjawab bahwa semuanya itu bisa terjadi apabila ada kesepakatan di antara keduanya. “Itu tergantung orangnya masing-masing. Biasanya kalau sudah di luar jam kerja sih urusannya lain,” tambahnya. Untuk Rani, kemungkinan dia pandai mendekatkan diri pada para player (sebutan pemain golf, red) atau pandai membuat senang para player. Jadi jangan heran apabila Rani bisa dekat dengan para petinggi-petinggi tersebut. “Kalau sudah di lapangan sih, pinter-pinteran kita saja biar dapat tips banyak,” imbuhnya. Dengan seringnya Rani diminta untuk menjadi caddy-nya Nasrudin, selama itulah mereka melakukan pendekatan dan saling mengenal lebih jauh.
Nikah Siri. Hubungan Rani dan Nasrudin akhirnya makin akrab hingga keduanya dikabarkan menikah siri sejak berkenalan di lapangan golf tersebut. “Para tetangganya sempat dikabari ibunya, bahwa Rani telah menikah secara siri dengan seorang pilot,” ujar Neneng. Para tetangga mengenal sosok suami Rani dengan nama Zul bukan Nasrudin. Anehnya, usai menikah, Rani tetap tinggal di rumah keluarganya. Sedangkan Nasrudin hanya datang rata-rata 3 kali seminggu. Itu pun tidak menginap. “Om Zul nggak pernah nginap di rumah Rani, dia kalau datang ke rumah Rani hanya untuk jemput saja tapi tidak tahu nginapnya di mana. Bahkan dulu waktu selesai resepsi pernikahan, dia langsung pergi. Bilangnya sih mau terbang,” tambah Neneng.
Saat Rani menikah dengan Nasrudin, menurut Neneng tidak banyak orang yang diundang. “Kalau nggak salah dengar cuma 20 orang saja. Salah satunya pak RW setempat,” katanya. Yang diundang hanya tetangga samping rumahnya saja, bahkan ketua RT-nya saja tidak diundang. Dari pihak Nasrudin sendiri tidak ada satu pun keluarga maupun koleganya yang datang. Nasrudin hanya datang seorang diri.
Saat melangsungkan penikahan, Nasrudin memberikan mas kawin berupa seperangkat alat shalat dan uang tunai sebesar Rp 7 juta. “Mas kawinnya hanya itu,” ujar Parno Sonjaya, saksi pernikahan siri itu. Menurut Parno, akad nikah dilakukan pukul 8.00 pagi dan bapaknya Rani yang langsung menikahkan.
Sebagai suami, Nasrudin benar-benar memanjakan istri sirinya ini. Setelah menikah, Rani tidak boleh bekerja sebagai caddy dan memberinya pekerjaan di salah satu perusahaan milik Nasrudin dengan posisi manager. Sayang, tidak lama dan Rani memutuskan untuk berhenti. Rani lantas melanjutkan kuliah atas biaya Nasrudin di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Rahardja, Cikokol, Tangerang. Namun juga tidak lama. Baru satu semester, Rani sudah tidak pernah terlihat lagi di kampus. Rani juga tidak terlalu akrab bergaul dan tidak ada satu pun temannya yang diberikan nomor HP. Teman-temannya hanya tahu, Rani anak orang kaya karena selalu diantar sopir pulang-pergi kampus.
Sebelum menikah dengan Nasrudin menurut Neneng, keluarga Rani tergolong biasa-biasa saja namun kehidupan keluarga Rani berubah drastis setelah Rani menikah dengan Nasrudin. “Sejak menikah dengan Nasrudin gaya hidup ibunya berubah seperti pakai pakaian yang bagus dan Rani sering gonta ganti handphone,” ungkap Neneng lagi.
Rani dikenal di lingkungannya sebagai anak yang kuper (kurang pergaulan), hampir tidak ada teman seusianya baik teman pria maupun wanita yang bergaul dengannya. “Rani itu tidak pernah bergaul sama anak-anak sini, kebanyakan teman-temannya dari luar daerah sini,” tambah Een.
Tinggal Nomaden di Apartemen. Sejak kasus kematian Nasrudin mencuat, tiba-tiba saja Rani dan kedua orangtuanya hilang tak berjejak. Begitupula dengan Erwin dan Eeng, kakak Rani yang tinggal tak jauh dari rumah Rani. Sampai saat ini keberadaan Rani dan keluarganya masih simpang suir, ada yang bilang diamankan oleh polisi di sebuah aparteman dan ada pula yang bilang Rani sembunyi di rumah kakeknya di Serang. Menghilangnya Rani dan keluarga diduga kuat terkait dengan tewasnya Nasrudin.
Terbunuhnya Nasrudin bagi tetangga Rani tentu merupakan berita yang sangat mengejutkan. Pasalnya, wajah Nasrudin yang diberitakan di media sangat familiar terutama di kalangan warga dan tetangga. Mereka pun mengetahui sosok Nasrudin hanya sebagai seorang pilot. “Saya benar-benar kaget kalau om Zul itu ternyata Nasrudin seorang direktur,” ungkap Neneng.
Lanjut Neneng, Rani sekeluarga meninggalkan rumah sejak Senin 16 Maret 2009 malam. “Selasa pagi rumah Rani sudah kosong. Nggak ada pesan apa-apa,” ujarnya. Sementara itu, Rani telah lebih dulu meninggalkan rumah. Sejak itulah rumah tersebut tanpa penghuni hingga sekarang. Tambah Neneng, sebelum mereka pergi, ada segerombolan pria dengan dua buah mobil datang dan membawa mereka. “Nggak tahu itu siapa,” ucapnya singkat.
Namun selang seminggu, Neneng mendapat kabar dari kakaknya Rani bahwa Rani dalam keadaan sehat dan senang. Begitu juga dengan kedua orangtuanya. Rani tinggal di sebuah ruangan yang mewah bak hotel atau apartemen. “Saya dikasih tahu rekaman video yang isinya ruangan mewah dan ada Rani sedang makan sambil tertawa-tawa. Kelihatannya senang banget tuh anak. Terus ke mana-mana Rani selalu dikawal 7 orang berbadan tegap,” paparnya.
Keberadaan Rani sekeluarga memang hanya pihak kepolisian saja yang mengetahuinya. Rani selalu berpindah-pindah tempat tinggal apabila sudah tercium keberadaannya. Hingga sekarang Rani masih dalam pencarian wartawan bukan kepolisian. Ardi, Doel
Side Bar:
Pendapatan yang Minim Memunculkan Caddy Plus
Santernya pemberitaan kasus penembakan Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen beberapa hari terakhir ini yang menyeret nama Rani Juliani mantan caddy di Padang Golf Modern, Kompleks Modernland, Pinang, Tangerang membuat profesi caddy ini mendapat stigma miring. Seperti apakah profesi caddy, hingga profesi itu menjadi tercemar namanya?
Dalam olah raga golf keberadaan seorang caddy memang sangatlah penting. Semula, profesi caddy hanya dijalani oleh pria. Caddy bertugas antara lain membawa peralatan golf, mengemudikan mobil golf, mencari posisi jatuhnya bola, melindungi pegolf dari terik matahari dengan menggunakan payung. Dan kadangkala, bagi caddy yang memiliki jam terbang tinggi juga mampu memberikan pelatihan kepada pemain golf pemula. Guna memberikan servis yang baik, maka untuk menjadi seorang caddy diperlukan fisik yang kuat. Karena harus membawa peralatan golf yang berat di bawah terik matahari atau hujan, sambil berjalan kaki.
Seiring dengan perkembangan zaman dan trik marketing, sekarang kebanyakan caddy adalah wanita, sebab wanita dianggap lebih luwes menangani klien dan komplain. Selain juga untuk menarik minat pegolf agar datang kembali. Alasan lain, saat ini persaingan bisnis antar klub-klub golf makin ketat sehingga pihak pengelola klub golf berlomba-lomba menggaet para pengunjung golf (golfer) dengan berbagai kiat bisnis. Seperti fitness center, lapangan tenis, sauna, lounge areas, dinning room, kolam renang, meeting room, dan lain sebagainya.
Di antara fasilitas pendukung tersebut, tak dapat dipungkiri kehadiran para caddy wanita di lapangan golf (golf court) yang dipekerjakan oleh para pengelola golf court menjadi ujung tombak untuk menggaet para golfer agar menjadi membership tetap di klub golf. Seorang caddy itu ibarat bunga berjalan. Mereka harus terus terlihat cantik dan menawan meski kerja di lapangan golf. Karena itu, banyak pengelola klub golf menyulap penampilan para caddy-nya menjadi menarik hingga seksi. Namun tidak semua caddy berpakaian seksi, ada juga pengelola golf court yang tidak mewajibkan para caddy berpakaian minim. “Yang penting terlihat enerjik, ceria, dan atraktif,” ujar salah satu pengelola golf court di Jakarta.
Meski demikian banyak fakta ditemukan caddy plus. Salah seorang sumber realita menyebut istilah hole 19, yaitu caddy yang dapat menemani tamu sehabis bermain golf. “Selain memayungi para pemain, kami juga kerap ngobrol dan bercanda dengan mereka. Pokoknya men-servislah. Dari ngobrol dan bercanda itulah, kadang-kadang timbul rasa saling suka antara pemain dan caddy-nya. Setelah itu, lanjutnya, biasanya para pegolf yang umumnya orang-orang berduit itu mulai saling tukar nomor handphone. “Sudah itu, ya biasanya janjian,” ungkapnya. Hal yang demikian di kalangan caddy sudah menjadi rahasia umum. “Kalau ada yang jadi wanita simpanan itu bukan rahasia lagi, tapi tidak semua caddy bisa diajak untuk kencan,” tambahnya singkat.
Masih menurut sumber realita, menjadi seorang caddy tidaklah ringan. Sebab untuk menuntaskan 18 hole, berjalan kaki. Jauhnya kira-kira setara dengan tujuh sampai dengan delapan kilometer sedangkan penghasilan yang diterima tidaklah sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan. Minimnya uang yang diterima kadang membuat sebagian caddy bersikap lembut dan kadang menggoda para pemain untuk mendapatkan uang tips. “Kalau jadi caddy itu dibayar berdasarkan komisi. Jadi kalau hari ini nggak masuk ya nggak dapat duit. Penghasilan tambahan para caddy hanya dari uang tips setiap pemain golf,” ujarnya.
Olahraga golf termasuk olahraga yang mahal, maka tak heran kebanyakan para penghobi olahraga ini kebanyakan pengusaha dan para pejabat negara. Sebagai contoh, seorang pengunjung golf pada hari biasa dikenakan biaya Rp 200.000 - Rp 300.000, dan pada akhir pekan Rp 600-700 ribu sekali main untuk 18 holes. Sementara itu biaya individual membership mulai dari Rp 35 - 150 juta per tahun.
Angka nominal tersebut tidak sebanding dengan apa yang caddy dapatkan. Jangan heran apabila ada beberapa orang caddy yang mulai merangkap menjadi caddy plus. “Kalau dari pendapatan resmi ya pasti kurang dan nggak sebanding. Makanya ada beberapa orang caddy yang bisa plus. Tapi nggak semua, tergantung dari merekanya masing-masing,” ungkapnya. Ardi, Doel
Banyak sudah kasus yang membuktikan bahwa kehadiran orang ketiga dalam rumah tangga, seringkali membawa kehancuran. Sebut saja kasus yang sempat menghebohkan antara Maria Eva seorang penyanyi dangdut dengan Yahya Zaini, seorang anggota DPR yang berakhir dengan pemecatan Yahya Zaini. Seorang dai kondang Aa Gym yang memilih menikah lagi dengan Teh Rini, yang kemudian membuat bisnis Aa Gym menurun. Seorang penyanyi Mayangsari yang berhasil merebut Bambang Trihatmodjo hingga rumah tangganya hancur berantakan. Dan yang terakhir adalah kasus Antasari yang diduga motif asmara sebagai salah satu pemicunya. Benarkah hanya cinta segitiga?
Narasumber1:
Ida Laksmiwati, Istri Antasari Azhar Ketua KPK Non Aktif
“Sebagai wanita biasa, saya merasa sedih”
Kiprah Antasari selama menjadi ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) memang banyak dielu-elukan orang. Melalui tangan dingin alumni Universitas Sriwijaya ini KPK banyak membongkar kasus-kasus korupsi berskala besar. Tak pelak Antasari dielu-elukan sebagai orang yang menjadi harapan pemberantasan korupsi di negeri ini. Demikian pula di mata keluarganya, Antasari lebih dari sekadar nakhoda.
Belakangan mendadak nama Ida Laksmiwati menjadi bahan perbincangan tatkala Antasari terseret dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen yang membawa-bawa nama perempuan bernama Rani Juliani yang dianggap sebagai pemicu terjadinya pembunuhan tersebut. Ada cinta terlarang yang melibatkan suaminya. Menanggapi berbagai spekulasi yang beredar di masyarakat, Ida tetap bersikukuh bahwa suaminya tak terlibat dengan segala persoalan yang dituduhkan kepadanya. “Saya sudah kenal dengan bapak puluhan tahun. Saya lebih percaya suami saya,” katanya saat ditemui di sebuah televisi swasta di Jakarta Barat.
Sebagai seorang istri dan manusia biasa, perempuan berambut panjang ini tetap merasa prihatin dan sedih dengan peristiwa yang kini menimpa suaminya. “Saya diminta sabar dan tabah. Selain itu bapak juga minta agar menjaga anak-anak,” tukasnya. Sebelum peristiwa ini terjadi dia mengaku tak memiliki firasat buruk apa pun, semua berjalan normal seperti biasa. Selama ini yang namanya teror baik lewat telepon maupun SMS sudah menjadi makanan Ida sehari-hari. Tatkala suaminya terseret kasus seperti sekarang ini pun, hal seperti itu tak berhenti, malah kian menjadi-jadi. “Hal seperti itu saya terima baik dari anak kecil hingga orang dewasa,” ungkapnya. “Tapi semua itu sudah saya anggap sebagai risiko istri,” tambahnya.
Tatkala disinggung nama Rani Juliani, Ida mengaku tak tahu menahu dengan perempuan tersebut. Dia kembali menegaskan lebih percaya suami daripada kabar yang simpang siur. “Bapak adalah penyayang keluarga. Meski tidak pulang dia selalu memberi kabar,” terangnya. Jika ada waktu luang tetap mnyempatkan diri berkumpul dengan keluarga.
Hal senada juga dikatakan tatkala dirinya keluar dari tahanan narkoba Polda Metro Jaya usai membesuk suaminya. Ida tak merasa kaget tatkala suaminya yang selama ini gagah berani menangkapi para koruptor kali ini malah memakai baju tahanan. “Masih untung pakai baju, daripada nggak sama sekali,” selorohnya. Selain menjalani pemeriksaan, Antasari memilih menghabiskan waktu dengan membaca buku sejarah dan agama. “Kita serahkan saja kasus ini pada para penegak hukum,” tukasnya. Benar kata orang bijak, setiap ada pertarungan yang menjadi korban adalah keluarga. Must, Erni
Narasumber2:
Nasrudin Zulkarnaen, Direktur PT Putra Rajawali Banjaran yang Tewas Terbunuh
Sebelum Menikah dengan Nasrudin, Rani adalah Kekasih Antasari
Dugaan adanya cinta segitiga dalam kasus pembunuhan Nasrudin, disebut-sebut menjadi salah satu motifnya. Rani yang diketahui sebagai istri ketiga Nasrudin dari pernikahan sirinya, diduga juga mempunyai hubungan khusus dengan ketua KPK non aktif Antasari Azhar. Bagaimana tanggapan pihak keluarga Nasrudin terhadap munculnya nama Rani Juliani. Dan bagaimanakah hubungan antara Nasrudin dengan Antasari sebenarnya?
Seperti diberitakan sebelumnya, Nasrudin Zulkarnaen (41) direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) ditembak di dalam mobilnya saat perjalanan pulang selesai bermain golf, Sabtu 14 Maret 2009. Semasa hidupnya, Alm. Nasrudin memang hobi bermain golf. Bahkan ia kerap menjuarai berbagai turnamen yang diselenggarakan pihak Padang Golf Modernland, Cikokol Tangerang dimana ia menjadi salah satu membernya. Selain hobi, bermain golf biasa dijadikan Nasrudin sebagai ajang bertemu rekan bisnis. Beberapa kali Nasrudin pun pernah bermain golf bersama Antasari Azhar yang juga merupakan sesama anggota.
Menurut pengacara keluarga, Boyamin Saiman, Nasrudin memang sudah sejak lama berteman dengan Antasari. “Bahkan sejak sebelum Antasari menjadi pejabat negara,” katanya. Lebih lanjut Boyamin menjelaskan, mereka (Nasrudin dan Antasari, red) dilaporkan saling bertukar informasi tentang kasus yang terjadi di PT RNI (Rajawali Nusantara Indonesia, induk perusahaan PRB). Dalam perkembangannya, Nasrudin kecewa karena dalam kasus PT RNI, hanya direktur keuangan perusahaan tersebut yang ditetapkan sebagai tersangka. Hubungan pertemanan yang telah terjalin begitu lama ini akhirnya kandas juga. Pertemanan mereka rusak dan berakhir dengan pembunuhan. Tragisnya, faktor pemicunya adalah cinta segitiga antara Nasrudin, Antasari, dan Rani Juliani (22).
Sebelumnya, Nasrudin tertarik dengan Rani, seorang caddy (pengambil bola atau pembawa stik pemain golf) dari Padang Golf Modernland yang kerap menemaninya bermain golf. Namun, saat itu Rani dikabarkan sudah berhubungan dan menjadi kekasih Antasari. Karena butuh kejelasan, Rani lebih memilih Nasrudin yang mau menikahinya meski secara siri. Perseteruan terus berkembang saat Antasari menjalin hubungan diam-diam kembali dengan Rani yang saat itu statusnya adalah sebagai istri ketiga Nasrudin. Karena merasa dikhianati itulah Nasrudin menjadi marah kepada Antasari. Dia lalu mengancam akan membuka skandal asmara Antasari dengan Rani tersebut ke publik. Ancaman Nasrudin itulah tutur Boyamin, yang membuat Antasari panik hingga dia merasa perlu untuk meminta Nasrudin mengurungkannya jika tidak ingin mendapat masalah.
“Pak Nasrudin diancam untuk tidak membuka skandal tersebut ke publik. Mungkin sebagai pejabat, Antasari khawatir jika skandal itu mencuat akan mencoreng reputasinya atau bahkan dia akan diberhentikan. Karena itulah dia sampai mengancam pak Nasrudin agar tidak dipublikasikan,” kata Boyamin. Namun Boyamin tidak menjelaskan lebih lanjut lagi karena semuanya sudah ditangani polisi, termasuk semua bukti yang didapat dari pihak keluarga.
Ditemui realita di sebuah studio salah satu televisi swasta, Rabu (6/5) malam, Andi Syamsudin adik Alm. Nasrudin tidak mau menjelaskan bagaimana hubungan Nasrudin dan Antasari lebih lanjut. Ia hanya menjelaskan bahwa semua sudah ditangani pihak kepolisian. “Saya nggak mau berkomentar tentang hal itu, lebih baik cek saja ke polisi,” tuturnya singkat. Terkait keterangan data korupsi yang Nasrudin sampaikan ke KPK, Andi juga pernah mendengarnya. Namun ia enggan menjelaskan secara detail kasus apa saja yang dilaporkan. “Semasa hidupnya, ia (Nasrudin, red) pernah bercerita kepada saya tentang hal-hal tersebut. Tapi saya nggak bisa kasih tahu,” lanjutnya singkat. Menurut Andi, dugaan motif cinta segitiga yang mengaitkan Rani Juliani dinilainya sudah kebablasan. Pemberitaan tersebut dianggapnya cuma opini belaka. Bahkan, Andi sendiri tidak pernah mengenal sosok Rani itu seperti apa. “Saya tidak kenal siapa itu Rani. Terlebih saya tidak tahu status dia yang kabarnya sudah dinikah siri Almarhum,” paparnya. Berita yang berkembang saat ini adalah opini liar yang menyesatkan. Menurut Andi, dari pihak keluarga sendiri tidak terlalu menanggapi masalah itu.
Boyamin menambahkan bahwa istri kedua Nasrudin (istri sah Nasrudin karena istri pertamanya sudah dicerai) pernah bertanya kepada Alm. Nasrudin siapa itu Rani. Dan saat itu Rani dikenalkan sebagai anak angkatnya. “Pak Nas menjawab bahwa Rani adalah anak angkatnya,” ungkapnya kepada realita. Suparmin (34), sopir pribadi Nasrudin sejak Januari 2008 yang sedang bersama Nasrudin saat terjadinya penembakan juga mengatakan bahwa Nasrudin mengenalkan Rani kepadanya sebagai anak angkat. “Apalagi di rumah bapak (Nasrudin, red) juga ada anak angkat lainnya bernama Princes. Jadi saya percaya saja,” ujar Suparmin. Saat diperiksa polisi, Suparmin baru tahu kalau Rani dan Nasrudin sebenarnya telah menikah siri pada Juni 2007.
Sejak kematian Nasrudin, diakui Andi, keluarga besar mereka mengalami kesulitan ekonomi. “Kematian Almarhum adalah sebuah kepedihan,” lanjutnya. Sebagai anak ketiga dari sembilan bersaudara, Nasrudin adalah tumpuan perekonomian keluarga dan saudara-saudaranya.
“Soal penangkapan pelaku, kita sudah menduganya sejak lama. Pokoknya kita punya data yang sama dengan kepolisian,” aku Andi. Andi dan pihak keluarga hanya bisa menunggu keterangan dan perkembangan dari pihak kepolisian tentang kelanjutan kasus ini. Erni
Narasumber3:
Rani Juliani, Mantan Caddy
Kini Hidup Senang di Tempat Mewah
Nama Rani Juliani belakangan ini sangat akrab ditelinga kita. Semenjak kasus penembakan Nasrudin yang menyeret ketua KPK, Antasari Azhar, nama gadis cantik ini menjadi buah bibir di seluruh media dan menjadi wacana nasional. Kepergian Rani sekeluarga mengundang banyak tanda tanya. Bahkan di lingkungan sekitarnya. Menurut Neneng, salah satu tetangganya, keluarga Rani bukanlah asli warga Tangerang melainkan pendatang. Kedua orangtua Rani, Endang M. Hasan dan Kuswati berasal dari Banten. “Keluarga Rani pindah dan tinggal di Tangerang dari tahun 1981,” terangnya.
Rani merupakan putri ketiga dari empat bersaudara. Sebelum pensiun, ayahnya bekerja sebagai sopir di PT Tifico Tangerang. Kondisi ekonomi keluarga yang tidak menentu membuat perempuan kelahiran 1 Juli 1986 itu tergerak untuk bekerja sejak duduk di bangku SMA.
Setelah lulus tahun 2003, Rani mendaftar pramugari atas saran sang ibu. Dengan harapan bisa membantu ekonomi keluarga. Sayangnya saat ikut test, Rani tidak lulus lantaran badannya kegemukan. Sebenarnya Rani ingin kuliah namun orangtuanya tidak punya biaya. Ia pun mengurungkan niatnya. Untuk membantu ekonomi keluarga, Rani pun melamar pekerjaan menjadi caddy (pemungut bola golf) di Padang Golf Modernland, Tangerang sekitar tahun 2005.
Caddy Termahal. Berkat wajahnya yang cantik dan manis, sosok Rani sebagai caddy langsung menyita perhatiaan para pemain golf. Hal ini membuat kecemburuan para caddy yang lain. Saat menjadi caddy, penghasilan resmi yang diterima Rani berkisar Rp 40 ribu, namun tips yang diterima bisa mencapai Rp 200 – 300 ribu sekali main. Pertemuan Rani dengan Zul, panggilan akrab Nasrudin Zulkarnaen, bermula dari lapangan golf. Saat itu Rani menjadi caddy di Padang Golf Modern, Kompleks Modernland, Pinang, Tangerang. Dari pekerjaan inilah Rani mengenal Nasrudin Zulkarnaen, yang sejak tiga tahun lalu menjadi member di Padang Golf Moderland. Di kalangan caddy di Modernland, Rani merupakan primadona di tempat golf tersebut.
Berkat wajahnya yang manis dan pembawaannya yang luwes, ia menjadi caddy favorit, terutama saat para pejabat bermain golf. Sebagian besar pejabat tersebut akan mem-booking Rani sebagai caddy. Padahal tips untuk Rani tidak bisa dibilang murah. Untuk sekali putaran, setiap pegolf harus merogoh kocek Rp 1 juta hingga Rp 3 juta rupiah. “Rani itu bisa dibilang caddy termahal,” ujar teman seprofesinya sebut saja Ita, bukan nama sebenarnya. Tugas Rani sebagai caddy adalah memandu golf di lapangan. Profesi menjadi caddy ini dilakoni oleh putri pasangan Endang M Hasan dan Kuswati ini selama dua tahun. Lalu ia berpindah ke bagian marketing.
Namun pada tahun 2006 Rani berhenti bekerja di Padang Golf. Rani yang juga memiliki nama samaran Tika ini kemudian dinikahi oleh Zul. Karena itu Rani kerap menjadi musuh di kalangan caddy. Meski tidak ditunjukkan secara real, para temannya tetap menjaga profesionalisme dalam bekerja. Setiap mendapatkan uang banyak atau pun sedikit, Rani selalu bilang kepada orangtuanya. Dari pekerjaan itulah, Rani bisa membantu keluarganya. “Karena kakak-kakaknya sudah pada pisah dan tinggal sendiri-sendiri,” aku Neneng sang tetangga rumah.
Dari pihak manajemen golf tidak melarang caddy-nya mendapatkan tips. “Pendapatan kita yang besar memang di tips,” terang Ita. Ada rumor bahwa caddy bisa di-booking, Ita hanya bisa menjawab bahwa semuanya itu bisa terjadi apabila ada kesepakatan di antara keduanya. “Itu tergantung orangnya masing-masing. Biasanya kalau sudah di luar jam kerja sih urusannya lain,” tambahnya. Untuk Rani, kemungkinan dia pandai mendekatkan diri pada para player (sebutan pemain golf, red) atau pandai membuat senang para player. Jadi jangan heran apabila Rani bisa dekat dengan para petinggi-petinggi tersebut. “Kalau sudah di lapangan sih, pinter-pinteran kita saja biar dapat tips banyak,” imbuhnya. Dengan seringnya Rani diminta untuk menjadi caddy-nya Nasrudin, selama itulah mereka melakukan pendekatan dan saling mengenal lebih jauh.
Nikah Siri. Hubungan Rani dan Nasrudin akhirnya makin akrab hingga keduanya dikabarkan menikah siri sejak berkenalan di lapangan golf tersebut. “Para tetangganya sempat dikabari ibunya, bahwa Rani telah menikah secara siri dengan seorang pilot,” ujar Neneng. Para tetangga mengenal sosok suami Rani dengan nama Zul bukan Nasrudin. Anehnya, usai menikah, Rani tetap tinggal di rumah keluarganya. Sedangkan Nasrudin hanya datang rata-rata 3 kali seminggu. Itu pun tidak menginap. “Om Zul nggak pernah nginap di rumah Rani, dia kalau datang ke rumah Rani hanya untuk jemput saja tapi tidak tahu nginapnya di mana. Bahkan dulu waktu selesai resepsi pernikahan, dia langsung pergi. Bilangnya sih mau terbang,” tambah Neneng.
Saat Rani menikah dengan Nasrudin, menurut Neneng tidak banyak orang yang diundang. “Kalau nggak salah dengar cuma 20 orang saja. Salah satunya pak RW setempat,” katanya. Yang diundang hanya tetangga samping rumahnya saja, bahkan ketua RT-nya saja tidak diundang. Dari pihak Nasrudin sendiri tidak ada satu pun keluarga maupun koleganya yang datang. Nasrudin hanya datang seorang diri.
Saat melangsungkan penikahan, Nasrudin memberikan mas kawin berupa seperangkat alat shalat dan uang tunai sebesar Rp 7 juta. “Mas kawinnya hanya itu,” ujar Parno Sonjaya, saksi pernikahan siri itu. Menurut Parno, akad nikah dilakukan pukul 8.00 pagi dan bapaknya Rani yang langsung menikahkan.
Sebagai suami, Nasrudin benar-benar memanjakan istri sirinya ini. Setelah menikah, Rani tidak boleh bekerja sebagai caddy dan memberinya pekerjaan di salah satu perusahaan milik Nasrudin dengan posisi manager. Sayang, tidak lama dan Rani memutuskan untuk berhenti. Rani lantas melanjutkan kuliah atas biaya Nasrudin di Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer Rahardja, Cikokol, Tangerang. Namun juga tidak lama. Baru satu semester, Rani sudah tidak pernah terlihat lagi di kampus. Rani juga tidak terlalu akrab bergaul dan tidak ada satu pun temannya yang diberikan nomor HP. Teman-temannya hanya tahu, Rani anak orang kaya karena selalu diantar sopir pulang-pergi kampus.
Sebelum menikah dengan Nasrudin menurut Neneng, keluarga Rani tergolong biasa-biasa saja namun kehidupan keluarga Rani berubah drastis setelah Rani menikah dengan Nasrudin. “Sejak menikah dengan Nasrudin gaya hidup ibunya berubah seperti pakai pakaian yang bagus dan Rani sering gonta ganti handphone,” ungkap Neneng lagi.
Rani dikenal di lingkungannya sebagai anak yang kuper (kurang pergaulan), hampir tidak ada teman seusianya baik teman pria maupun wanita yang bergaul dengannya. “Rani itu tidak pernah bergaul sama anak-anak sini, kebanyakan teman-temannya dari luar daerah sini,” tambah Een.
Tinggal Nomaden di Apartemen. Sejak kasus kematian Nasrudin mencuat, tiba-tiba saja Rani dan kedua orangtuanya hilang tak berjejak. Begitupula dengan Erwin dan Eeng, kakak Rani yang tinggal tak jauh dari rumah Rani. Sampai saat ini keberadaan Rani dan keluarganya masih simpang suir, ada yang bilang diamankan oleh polisi di sebuah aparteman dan ada pula yang bilang Rani sembunyi di rumah kakeknya di Serang. Menghilangnya Rani dan keluarga diduga kuat terkait dengan tewasnya Nasrudin.
Terbunuhnya Nasrudin bagi tetangga Rani tentu merupakan berita yang sangat mengejutkan. Pasalnya, wajah Nasrudin yang diberitakan di media sangat familiar terutama di kalangan warga dan tetangga. Mereka pun mengetahui sosok Nasrudin hanya sebagai seorang pilot. “Saya benar-benar kaget kalau om Zul itu ternyata Nasrudin seorang direktur,” ungkap Neneng.
Lanjut Neneng, Rani sekeluarga meninggalkan rumah sejak Senin 16 Maret 2009 malam. “Selasa pagi rumah Rani sudah kosong. Nggak ada pesan apa-apa,” ujarnya. Sementara itu, Rani telah lebih dulu meninggalkan rumah. Sejak itulah rumah tersebut tanpa penghuni hingga sekarang. Tambah Neneng, sebelum mereka pergi, ada segerombolan pria dengan dua buah mobil datang dan membawa mereka. “Nggak tahu itu siapa,” ucapnya singkat.
Namun selang seminggu, Neneng mendapat kabar dari kakaknya Rani bahwa Rani dalam keadaan sehat dan senang. Begitu juga dengan kedua orangtuanya. Rani tinggal di sebuah ruangan yang mewah bak hotel atau apartemen. “Saya dikasih tahu rekaman video yang isinya ruangan mewah dan ada Rani sedang makan sambil tertawa-tawa. Kelihatannya senang banget tuh anak. Terus ke mana-mana Rani selalu dikawal 7 orang berbadan tegap,” paparnya.
Keberadaan Rani sekeluarga memang hanya pihak kepolisian saja yang mengetahuinya. Rani selalu berpindah-pindah tempat tinggal apabila sudah tercium keberadaannya. Hingga sekarang Rani masih dalam pencarian wartawan bukan kepolisian. Ardi, Doel
Side Bar:
Pendapatan yang Minim Memunculkan Caddy Plus
Santernya pemberitaan kasus penembakan Direktur Utama PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen beberapa hari terakhir ini yang menyeret nama Rani Juliani mantan caddy di Padang Golf Modern, Kompleks Modernland, Pinang, Tangerang membuat profesi caddy ini mendapat stigma miring. Seperti apakah profesi caddy, hingga profesi itu menjadi tercemar namanya?
Dalam olah raga golf keberadaan seorang caddy memang sangatlah penting. Semula, profesi caddy hanya dijalani oleh pria. Caddy bertugas antara lain membawa peralatan golf, mengemudikan mobil golf, mencari posisi jatuhnya bola, melindungi pegolf dari terik matahari dengan menggunakan payung. Dan kadangkala, bagi caddy yang memiliki jam terbang tinggi juga mampu memberikan pelatihan kepada pemain golf pemula. Guna memberikan servis yang baik, maka untuk menjadi seorang caddy diperlukan fisik yang kuat. Karena harus membawa peralatan golf yang berat di bawah terik matahari atau hujan, sambil berjalan kaki.
Seiring dengan perkembangan zaman dan trik marketing, sekarang kebanyakan caddy adalah wanita, sebab wanita dianggap lebih luwes menangani klien dan komplain. Selain juga untuk menarik minat pegolf agar datang kembali. Alasan lain, saat ini persaingan bisnis antar klub-klub golf makin ketat sehingga pihak pengelola klub golf berlomba-lomba menggaet para pengunjung golf (golfer) dengan berbagai kiat bisnis. Seperti fitness center, lapangan tenis, sauna, lounge areas, dinning room, kolam renang, meeting room, dan lain sebagainya.
Di antara fasilitas pendukung tersebut, tak dapat dipungkiri kehadiran para caddy wanita di lapangan golf (golf court) yang dipekerjakan oleh para pengelola golf court menjadi ujung tombak untuk menggaet para golfer agar menjadi membership tetap di klub golf. Seorang caddy itu ibarat bunga berjalan. Mereka harus terus terlihat cantik dan menawan meski kerja di lapangan golf. Karena itu, banyak pengelola klub golf menyulap penampilan para caddy-nya menjadi menarik hingga seksi. Namun tidak semua caddy berpakaian seksi, ada juga pengelola golf court yang tidak mewajibkan para caddy berpakaian minim. “Yang penting terlihat enerjik, ceria, dan atraktif,” ujar salah satu pengelola golf court di Jakarta.
Meski demikian banyak fakta ditemukan caddy plus. Salah seorang sumber realita menyebut istilah hole 19, yaitu caddy yang dapat menemani tamu sehabis bermain golf. “Selain memayungi para pemain, kami juga kerap ngobrol dan bercanda dengan mereka. Pokoknya men-servislah. Dari ngobrol dan bercanda itulah, kadang-kadang timbul rasa saling suka antara pemain dan caddy-nya. Setelah itu, lanjutnya, biasanya para pegolf yang umumnya orang-orang berduit itu mulai saling tukar nomor handphone. “Sudah itu, ya biasanya janjian,” ungkapnya. Hal yang demikian di kalangan caddy sudah menjadi rahasia umum. “Kalau ada yang jadi wanita simpanan itu bukan rahasia lagi, tapi tidak semua caddy bisa diajak untuk kencan,” tambahnya singkat.
Masih menurut sumber realita, menjadi seorang caddy tidaklah ringan. Sebab untuk menuntaskan 18 hole, berjalan kaki. Jauhnya kira-kira setara dengan tujuh sampai dengan delapan kilometer sedangkan penghasilan yang diterima tidaklah sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan. Minimnya uang yang diterima kadang membuat sebagian caddy bersikap lembut dan kadang menggoda para pemain untuk mendapatkan uang tips. “Kalau jadi caddy itu dibayar berdasarkan komisi. Jadi kalau hari ini nggak masuk ya nggak dapat duit. Penghasilan tambahan para caddy hanya dari uang tips setiap pemain golf,” ujarnya.
Olahraga golf termasuk olahraga yang mahal, maka tak heran kebanyakan para penghobi olahraga ini kebanyakan pengusaha dan para pejabat negara. Sebagai contoh, seorang pengunjung golf pada hari biasa dikenakan biaya Rp 200.000 - Rp 300.000, dan pada akhir pekan Rp 600-700 ribu sekali main untuk 18 holes. Sementara itu biaya individual membership mulai dari Rp 35 - 150 juta per tahun.
Angka nominal tersebut tidak sebanding dengan apa yang caddy dapatkan. Jangan heran apabila ada beberapa orang caddy yang mulai merangkap menjadi caddy plus. “Kalau dari pendapatan resmi ya pasti kurang dan nggak sebanding. Makanya ada beberapa orang caddy yang bisa plus. Tapi nggak semua, tergantung dari merekanya masing-masing,” ungkapnya. Ardi, Doel
Red Crispy Bisnis Masa Depan
Gatot Sutoto, Owner Red Crispy Senang Membantu Anak Muda yang Ingin Berwirausaha Kebanyakan pengusaha hanya berorientasi pada keuntungan bisnis semata. Namun tidak demikian halnya dengan Gatot Sutoto, Owner Red Crispy. Ia berbisnis karena terdorong rasa nasionalisme dan demi menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang banyak. Gatot selalu berprinsip sebisa mungkin agar hidupnya bermanfaat untuk kepentingan orang banyak. Ia pun sangat peduli pada generasi muda. Seperti apakah bentuk kegiatan sosialnya?
Tak seperti hari-hari sebelumnya yang selalu hujan, siang itu Selasa (16/12) langit kota Jakarta tampak cerah. Tak ada sapuan mendung sedikit pun. Kala itu Realita sengaja menyambangi Kantor Pusat Red Crispy yang terletak di Jl. Unta Raya No 9. Gapura Menteng, Bintaro, Tangerang. Bangunan kantor Red Crispy sangat kontras dengan bangunan sekitarnya. Bangunan yang begitu Asri itu didominasi warna orange. Di ruangannya, Gatot Sutoto, Owner Red Crispy, telah menunggu kedatangan Realita. Gatot, begitulah ia kerap disapa oleh rekan dan koleganya. Boleh dibilang ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang sukses dalam mengembangkan Bisnis Fast Food Fried Chicken. Bayangkan saja, di saat menjamurnya bisnis Fried Chicken franchise luar negeri yang tentunya memiliki brand cukup terkenal, dengan percaya diri Gatot pun mengembangkan bisnis fried chicken-nya.
Berkat keuletan dan kepandaian dalam meramu bumbu-bumbu fried chicken, membuat produknya bisa bersaing dengan fried chicken dari luar negeri. Apalagi bumbu racikannya juga sangat sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia. Sekadar menengok ke belakang, pria kelahiran 24 Desember 1954 ini merupakan anak kedua dari lima bersaudara pasangan suami istri Sutomo (alm) dan Sulastri (almh). Almarhum ayah Gatot adalah seorang tentara angkatan darat yang punya adil dalam kemerdekaan negara Indonesia, sedangkan ibunya seorang pedagang batik di Solo. Dengan latar belakang orang tuanya yang sangat kontras itu, membuat Gatot tumbuh menjadi orang yang disiplin dan jujur. Pendidikan Gatot sendiri ditempuh mulai dari SD hingga SMU di kota kelahirannya, Solo. Saat masih SMU Gatot bersama kakaknya sudah dipercaya untuk mengurusi usaha orang tuanya yaitu taksi. Dari situlah Gatot banyak belajar mengenai manajemen dan marketing. Namun setelah lulus dari SMU tahun 1976, amanat itu ia serahkan kepada kakaknya karena ia harus hijrah ke Ibukota untuk meneruskan pendidikan strata satunya di Universitas Trisakti mengambil jurusan Teknik Mesin dan juga di Universitas Gunadarma mengambil Ekonomi. Kuliah di dua tempat tentunya memerlukan biaya yang sangat besar. Terdorong tidak ingin membebani ekonomi orang tua. Pada tahun ke tiga kuliah, Gatot mulai mencoba mencari uang sendiri dengan menjadi broker mobil. ”Saya ambil bisnis ini karena saya melihat peluang yang sangat besar dari teman-teman saya yang sering gonta-ganti mobil. Selain itu juga bisnis ini tidak menyita banyak waktu sehingga tidak mengganggu kuliah,” ungkapnya. Rupanya Gatot sangat jeli menangkap peluang usaha di sekitarnya. Banyak sekali kawan-kawannya yang kemudian mengorder mobil kepadanya. Dengan demikian ia pun bisa meraup rupiah dengan mudah. Karena sudah bisa mencari uang sendiri, Gatot pun tidak minta dikirimi uang lagi oleh orang tuanya. Bahkan ia justru membantu biaya kuliah adiknya. Setelah kira-kira tiga tahun berjalan, Gatot pun mulai mengembangkan usahanya dengan membuka bengkel mobil di kawasan kampus Trisakti sampai akhirnya ia diterima bekerja di Astra sebagai tenaga marketing.
Hobi Masak. Asal tahu saja, sejak kecil ternyata Gatot sangat hobi memasak. Ia kadang bereksperimen sendiri untuk meracik berbagai bumbu. Maka saat kuliah pun ia jarang membeli makanan dari warung dan seringnya memasak sendiri. Bahkan jika ada perlombaan memasak di kampus yang diadakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Gatot selalu ikut dan selalu mendapat peringkat pertama. Padahal saingannya banyak perempuan yang tiap hari memasak. Gatot sendiri merupakan tipe orang yang tidak suka bekerja dalam satu pekerjaan saja. Ia selalu penasaran di semua bidang pekerjaan. Ketika ia merasa sudah mengetahui seluk beluk pekerjaannya, ia lalu meninggalkannya untuk mencari ilmu-ilmu baru lagi. Itulah yang membuat setelah tiga tahun bekerja di Astra, Gatot lalu keluar dan masuk ke PT Pupuk Kaltim. Di Pupuk Kaltim ia bekerja sebagai teknisi mesin. Setelah lima tahun bekerja di Pupuk Kaltim (1982-1987), ia pun juga memutuskan keluar dari pekerjaannya. Padahal saat itu gajinya sudah cukup lumayan besar. “Jiwa saya itu adventurir, jadi saya tidak bisa menetap dalam satu tempat,” ujarnya. Menurut Gatot, kehidupan itu sangat nikmat manakala bekerja sesuai dengan kebebasan hati sehingga yang dikerjakan bukan lagi sebagai beban tapi sebuah kesenangan. Filosofi hidupnya itu, ia ajarkan juga kepada semua karyawannya. Setiap orang yang akan bekerja kepadanya, akan selalu ditanya, pekerjaan apa yang diinginkan dan sesuai dengan hati serta jiwanya. ”Hal ini supaya para karyawan bekerja seolah-olah sedang berlibur,” urainya. Karena baginya setiap aktivitas sehari-hari adalah menyenangkan seperti hari libur. “Kalau orang lain senang-senang menunggu hari libur pada hari Minggu, kalau saya, semua hari adalah menyenangkan dan seperti hari libur,” ujarnya. Setelah keluar dari Pupuk Kaltim dan tidak lagi bekerja, Gatot mulai merintis usaha. Usaha pertama kali yang ia rintis adalah developer perumahan. Bisnis tersebut ia lakukan lumayan lama, hampir sepuluh tahun. “Pada dasarnya saya bisnis ini hanya untuk investasi saja,” akunya. Pada tahun 1997 ketika terjadi badai krisis moneter yang menerjang hampir semua negara termasuk Indonesia, bisnis perumahan miliknya mulai mengalami kelesuan. Gatot pun beralih ke bisnis hortikultura (budidaya tanaman). Dalam bisnis ini Gatot tidak punya pengalaman dan basic sama sekali. Namun bagi Gatot itu bukan soal. “Kebetulan konsep dalam diri saya, semua pekerjaan menyenangkan dan bisa dibakati. Jadi, apa pun pekerjaannya, akan saya lakukan dengan sungguh-sungguh,” ujarnya. Sejak memutuskan untuk berbisnis hortikultura, Gatot mulai mempelajari seluk beluk pertanian. Gatot pun membeli sebidang tanah dan ia kelola sendiri. Hasil dari usaha hortikulturanya ini bisa ia ekspor sampai ke Singapura. Sayangnya bisnis tersebut tidak bertahan lama. Dalam perjalanannya, bisnis tersebut mengalami berbagai kendala dan hambatan. “Pertanian itu sulit sekali, terutama lahannya. Lahan kita ini sudah terkontaminasi dengan pestisida. Jadi banyak sekali hama yang sulit diberantas. Kendala lainnya, bagaimana menanggulangi pasar yang harganya selalu fluktuatif. Saya juga tidak bisa mengatur dan memprediksi masalah alam, kondisi pasar, dan kondisi hama. Karena sulit sekali diatasi dengan logika maka saya berhenti berbisnis ini,” ungkapnya mengenang. Apakah Gatot kapok berwirausaha setelah mengalami kegagalan? Tidak. Meski ia mengalami sedikit kerugian, tidak lantas membuatnya menyerah. Gatot pun beralih ke bisnis makanan. Bagi Gatot, bisnis makanan merupakan bisnis yang menjadi penasarannya sejak dahulu saat dinas di Amerika. Penasarannya adalah mengapa orang Barat khususnya Amerika setiap menciptakan produk, bisa dikembangkan dan dinikmati di seluruh dunia? “Saya kagum sekali dengan fried chicken-nya yang bisa menyebar ke seluruh dunia dengan hanya basic-nya ayam,” ujarnya. Karena penasaran itulah setiap kali bertugas ke luar negeri saat bekerja di Pupuk Kaltim, Gatot tidak pernah menyia-nyiakan waktu liburnya untuk belajar kursus memasak. “Kalau liburan, teman-teman saya kebanyakan dipakai untuk jalan-jalan ke mal atau pergi ke tempat rekreasi. Tapi kalau saya malah memanfaatkannya untuk ikut kursus memasak,” ungkapnya. Biasanya kalau mengambil kursus hanya satu atau dua hari. “Dari situlah saya bisa menemukan keistimewaan dan kelebihan makanan Jepang, Amerika, dan Eropa. Mulai bumbu, bahan, maupun selera dan alat yang dipakai untuk membuatnya,” akunya. Selain ikut kursus singkat memasak, Gatot juga menambah wawasan makanan melalui membaca buku-buku makanan sehingga pengetahuan tentang resep makanannya makin bertambah. Dan yang menjadi penasarannya lagi, kenapa negara Indonesia dikuasai oleh makanan asing. Padahal menurutnya Indonesia punya potensi yang luar biasa dalam bidang makanan peninggalan dari nenek moyang. Terdorong rasa nasionalisme untuk menjadi tuan di negeri sendiri itulah Gatot mulai menekuni bisnis makanan. Berbekal ilmu makanan yang diperoleh dari Amerika, ia mencoba membuat resep sendiri perpaduan antara resep Barat dan lokal. Setelah melakukan riset berbulan-bulan dengan mendalami kekayaan rempah-rempah yang ada di Indonesia akhirnya Gatot menemukan satu resep kombinasi antara Barat dan Indonesia. Setelah yakin bahwa resepnya bisa diterima masyarakat Indonesia, ia lantas menerapkannya dengan membuat fried chicken bernama Red Crispy pada tahun 2002. Pertama kali usaha, ia membuat lima unit gerobak yang dipasarkannya sendiri di pinggiran Bintaro, Tangerang, Banten. Pertama kali menjual produknya, ternyata animo masyarakat cukup besar. Setiap hari produknya selalu ludes terjual. Melihat respon pasar yang begitu besar, saat berlangsung pameran Waralaba pada November 2003, Gatot mengikutsertakan usahanya itu untuk dipublikasikan. Tak dinyana, ternyata respon pengunjung juga sangat besar. Dari situ ia mendapatkan partner usaha. Setelah usai pameran, Gatot langsung mendapatkan order pesanan sampai 50 unit gerobak. Selanjutnya, setiap tahun seiring dengan pamornya yang semakin naik, orang yang ikut menjadi mitra usaha juga semakin banyak. “Setiap tahun rata-rata sekitar 100 orang yang ikut bergabung di bisnis fried chicken saya ini,” akunya. Hingga saat ini ada sekitar 300 outlet lebih yang tersebar di seluruh Indonesia. Berkat keuletan dan kegigihan Gatot dalam membangun usahanya, kini ia mengalami perkembangan yang pesat. Gatot juga selalu menambah menu-menunya. Tidak hanya fried chicken saja yang ia jual, makanan lokal seperti bakso, roti bakar, serabi, nasi goreng sampai dengan gado-gado, juga dijualnya. Melesatnya perkembangan usaha fast food milik Gatot, membuat usahanya bisa disejajarkan dengan produk-produk franchise fast food dari luar negeri.
Berbagi. Meski begitu, kesuksesan yang berhasil diraih Gatot saat ini tidak lantas membuatnya lupa diri. Ia sadar bahwa keberhasilannya dalam mengembangkan bisnis makanan fast food, selain dari kerja kerasnya juga tidak terlepas dari tangan-tangan Tuhan yang bermain di dalamnya. Untuk itu, ia pun tak lupa berbagi dengan kaum dhuafa dan anak yatim piatu sebagai rasa syukur atas limpahan karunia yang telah diberikan. “Saya selalu menyisihkan sebagian pendapatan untuk kegiatan sosial,” ujarnya. Dalam memberikan santunan, ayah tiga anak ini lebih mengutamakan daerah tempatnya tinggal yaitu di sekitar Bintaro. “Di sini ada tiga tempat yayasan anak yatim piatu. Jadi saya lebih mengutamakan yang dekat terlebih dahulu, baru yang jauh,” ungkapnya. Selain memberikan sumbangan kepada anak yatim piatu, setiap bulan puasa ia juga kerap mengadakan buka puasa bersama dengan anak yatim piatu dan bakti sosial. Kepedulian Gatot bukan hanya berbentuk pemberian bantuan materi kepada orang-orang yang membutuhkan saja, ia juga melakukan pemberdayaan kepada warga sekitar khususnya generasi muda untuk berwirausaha. Caranya adalah dengan memberikan pelatihan enterpreneurship dan bantuan usaha. “Saya sangat senang dan akan membantu kalau ada anak muda yang punya semangat untuk berwirausaha. Saat ini sudah ada beberapa anak muda daerah sekitar yang saya bantu untuk berwirausaha,” ujarnya. Tidak hanya itu, Gatot juga kerap menyambangi kampus-kampus dan sekolah untuk memberikan pelatihan enterpreneurship dan melakukan kerjasama dengan mahasiswa untuk berwirausaha. “Pelatihan dan kerjasama ini adalah bagian peduli kita terhadap dunia pendidikan,” ujarnya. Pelatihan ini bertujuan untuk mendidik mahasiswa agar mempunyai mental berwirausaha setelah lulus. “Dengan banyaknya wirausaha maka negara akan menjadi makmur,” tambahnya. Hal ini dilakukan sesuai dengan misinya yaitu membangun enterpreuner melalui sekolah dan kampus-kampus. Dalam mengarungi kehidupan ini Gatot selalu berprinsip bahwa hidup harus bermanfaat untuk orang banyak. Sehingga di setiap langkah perjalanan hidupnya, sebisa mungkin ia dapat memberikan manfaat untuk kepentingan orang banyak. Keluarnya ia dari Pupuk Kaltim dan berwirausaha di bisnis hortikultura yang akhirnya tidak sukses dan sekarang berbisnis makanan juga dalam rangka merealisasikan prinsip itu. ”Kepentingan diri sendiri harus dibuang, seminimal mungkin,” ujarnya. Tak heran dalam bisnis makanannya ini pun Gatot telah memberdayakan ratusan masyarakat.Doel
Side Bar I
“Partner bisnis saya adalah Tuhan”
Gatot Sutoto, Owner Red Crispy mengaku bisnis yang ia lakoni saat ini adalah berkat bimbingan dari Tuhan. Bisnis ini berawal dari usahanya membangun sektor pertanian. Sudah banyak para petani yang ia bantu, namun Tuhan membimbingnya untuk beralih ke bisnis makanan. Dalam berbisnis, Gatot tidak semata-mata berorientasi kepada keuntungan saja. Akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana caranya agar bisa bermanfaat untuk orang banyak dan bisa menjadi kebanggaan nasional. Oleh karena itu dalam menjalankan bisnisnya, Gatot selalu memberikan produk yang terbaik dan berkualitas kepada masyarakat. Sekadar diketahui, bisnis fried chickennya adalah satu-satunya di Indonesia dan dunia yang menggunakan ayam organik. Sehingga bisa dipastikan terbebas dari antibiotik dan zat kimia yang membahayakan tubuh. Begitu juga dengan pengolahannya yang masih menggunakan tenaga manusia sehingga kebersihannya cukup terjamin. Kualitas dan Kesehatan bagi Gatot merupakan harga mati dalam menjalankan bisnis makanan. “Saya menjalankan bisnis ini dengan hati dan bisnis dengan hati adalah bisnis dengan Tuhan. Jadi partner saya yang sesungguhnya adalah Tuhan,” ujarnya. Dengan berprinsip seperti itu, Gatot tidak pernah takut mengalami kerugian. Baginya, kalaupun rugi dalam berbisnis adalah biasa. Baginya kalaupun ada kesulitan atau goncang dalam berbisnis maka bukan Tuhan yang disalahkan tapi dirinya. Gatot mengaku selama menjalani bisnis ini sering mendapat keajaiban secara mendadak. “Kalau lama tidak ada order, saya berdoa untuk diberi aktivitas. Tiba-tiba saja ada yang telepon untuk dibuka usahanya. Ini sering kali terjadi tanpa saya harus mempresentasikan. Luar biasa,” ujarnya. Doel Jika anda tertarik ingin mengembangkan Bisnis Red Crispy ini. Silahkan hubungi : 021-99334226
Tak seperti hari-hari sebelumnya yang selalu hujan, siang itu Selasa (16/12) langit kota Jakarta tampak cerah. Tak ada sapuan mendung sedikit pun. Kala itu Realita sengaja menyambangi Kantor Pusat Red Crispy yang terletak di Jl. Unta Raya No 9. Gapura Menteng, Bintaro, Tangerang. Bangunan kantor Red Crispy sangat kontras dengan bangunan sekitarnya. Bangunan yang begitu Asri itu didominasi warna orange. Di ruangannya, Gatot Sutoto, Owner Red Crispy, telah menunggu kedatangan Realita. Gatot, begitulah ia kerap disapa oleh rekan dan koleganya. Boleh dibilang ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang sukses dalam mengembangkan Bisnis Fast Food Fried Chicken. Bayangkan saja, di saat menjamurnya bisnis Fried Chicken franchise luar negeri yang tentunya memiliki brand cukup terkenal, dengan percaya diri Gatot pun mengembangkan bisnis fried chicken-nya.
Berkat keuletan dan kepandaian dalam meramu bumbu-bumbu fried chicken, membuat produknya bisa bersaing dengan fried chicken dari luar negeri. Apalagi bumbu racikannya juga sangat sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia. Sekadar menengok ke belakang, pria kelahiran 24 Desember 1954 ini merupakan anak kedua dari lima bersaudara pasangan suami istri Sutomo (alm) dan Sulastri (almh). Almarhum ayah Gatot adalah seorang tentara angkatan darat yang punya adil dalam kemerdekaan negara Indonesia, sedangkan ibunya seorang pedagang batik di Solo. Dengan latar belakang orang tuanya yang sangat kontras itu, membuat Gatot tumbuh menjadi orang yang disiplin dan jujur. Pendidikan Gatot sendiri ditempuh mulai dari SD hingga SMU di kota kelahirannya, Solo. Saat masih SMU Gatot bersama kakaknya sudah dipercaya untuk mengurusi usaha orang tuanya yaitu taksi. Dari situlah Gatot banyak belajar mengenai manajemen dan marketing. Namun setelah lulus dari SMU tahun 1976, amanat itu ia serahkan kepada kakaknya karena ia harus hijrah ke Ibukota untuk meneruskan pendidikan strata satunya di Universitas Trisakti mengambil jurusan Teknik Mesin dan juga di Universitas Gunadarma mengambil Ekonomi. Kuliah di dua tempat tentunya memerlukan biaya yang sangat besar. Terdorong tidak ingin membebani ekonomi orang tua. Pada tahun ke tiga kuliah, Gatot mulai mencoba mencari uang sendiri dengan menjadi broker mobil. ”Saya ambil bisnis ini karena saya melihat peluang yang sangat besar dari teman-teman saya yang sering gonta-ganti mobil. Selain itu juga bisnis ini tidak menyita banyak waktu sehingga tidak mengganggu kuliah,” ungkapnya. Rupanya Gatot sangat jeli menangkap peluang usaha di sekitarnya. Banyak sekali kawan-kawannya yang kemudian mengorder mobil kepadanya. Dengan demikian ia pun bisa meraup rupiah dengan mudah. Karena sudah bisa mencari uang sendiri, Gatot pun tidak minta dikirimi uang lagi oleh orang tuanya. Bahkan ia justru membantu biaya kuliah adiknya. Setelah kira-kira tiga tahun berjalan, Gatot pun mulai mengembangkan usahanya dengan membuka bengkel mobil di kawasan kampus Trisakti sampai akhirnya ia diterima bekerja di Astra sebagai tenaga marketing.
Hobi Masak. Asal tahu saja, sejak kecil ternyata Gatot sangat hobi memasak. Ia kadang bereksperimen sendiri untuk meracik berbagai bumbu. Maka saat kuliah pun ia jarang membeli makanan dari warung dan seringnya memasak sendiri. Bahkan jika ada perlombaan memasak di kampus yang diadakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Gatot selalu ikut dan selalu mendapat peringkat pertama. Padahal saingannya banyak perempuan yang tiap hari memasak. Gatot sendiri merupakan tipe orang yang tidak suka bekerja dalam satu pekerjaan saja. Ia selalu penasaran di semua bidang pekerjaan. Ketika ia merasa sudah mengetahui seluk beluk pekerjaannya, ia lalu meninggalkannya untuk mencari ilmu-ilmu baru lagi. Itulah yang membuat setelah tiga tahun bekerja di Astra, Gatot lalu keluar dan masuk ke PT Pupuk Kaltim. Di Pupuk Kaltim ia bekerja sebagai teknisi mesin. Setelah lima tahun bekerja di Pupuk Kaltim (1982-1987), ia pun juga memutuskan keluar dari pekerjaannya. Padahal saat itu gajinya sudah cukup lumayan besar. “Jiwa saya itu adventurir, jadi saya tidak bisa menetap dalam satu tempat,” ujarnya. Menurut Gatot, kehidupan itu sangat nikmat manakala bekerja sesuai dengan kebebasan hati sehingga yang dikerjakan bukan lagi sebagai beban tapi sebuah kesenangan. Filosofi hidupnya itu, ia ajarkan juga kepada semua karyawannya. Setiap orang yang akan bekerja kepadanya, akan selalu ditanya, pekerjaan apa yang diinginkan dan sesuai dengan hati serta jiwanya. ”Hal ini supaya para karyawan bekerja seolah-olah sedang berlibur,” urainya. Karena baginya setiap aktivitas sehari-hari adalah menyenangkan seperti hari libur. “Kalau orang lain senang-senang menunggu hari libur pada hari Minggu, kalau saya, semua hari adalah menyenangkan dan seperti hari libur,” ujarnya. Setelah keluar dari Pupuk Kaltim dan tidak lagi bekerja, Gatot mulai merintis usaha. Usaha pertama kali yang ia rintis adalah developer perumahan. Bisnis tersebut ia lakukan lumayan lama, hampir sepuluh tahun. “Pada dasarnya saya bisnis ini hanya untuk investasi saja,” akunya. Pada tahun 1997 ketika terjadi badai krisis moneter yang menerjang hampir semua negara termasuk Indonesia, bisnis perumahan miliknya mulai mengalami kelesuan. Gatot pun beralih ke bisnis hortikultura (budidaya tanaman). Dalam bisnis ini Gatot tidak punya pengalaman dan basic sama sekali. Namun bagi Gatot itu bukan soal. “Kebetulan konsep dalam diri saya, semua pekerjaan menyenangkan dan bisa dibakati. Jadi, apa pun pekerjaannya, akan saya lakukan dengan sungguh-sungguh,” ujarnya. Sejak memutuskan untuk berbisnis hortikultura, Gatot mulai mempelajari seluk beluk pertanian. Gatot pun membeli sebidang tanah dan ia kelola sendiri. Hasil dari usaha hortikulturanya ini bisa ia ekspor sampai ke Singapura. Sayangnya bisnis tersebut tidak bertahan lama. Dalam perjalanannya, bisnis tersebut mengalami berbagai kendala dan hambatan. “Pertanian itu sulit sekali, terutama lahannya. Lahan kita ini sudah terkontaminasi dengan pestisida. Jadi banyak sekali hama yang sulit diberantas. Kendala lainnya, bagaimana menanggulangi pasar yang harganya selalu fluktuatif. Saya juga tidak bisa mengatur dan memprediksi masalah alam, kondisi pasar, dan kondisi hama. Karena sulit sekali diatasi dengan logika maka saya berhenti berbisnis ini,” ungkapnya mengenang. Apakah Gatot kapok berwirausaha setelah mengalami kegagalan? Tidak. Meski ia mengalami sedikit kerugian, tidak lantas membuatnya menyerah. Gatot pun beralih ke bisnis makanan. Bagi Gatot, bisnis makanan merupakan bisnis yang menjadi penasarannya sejak dahulu saat dinas di Amerika. Penasarannya adalah mengapa orang Barat khususnya Amerika setiap menciptakan produk, bisa dikembangkan dan dinikmati di seluruh dunia? “Saya kagum sekali dengan fried chicken-nya yang bisa menyebar ke seluruh dunia dengan hanya basic-nya ayam,” ujarnya. Karena penasaran itulah setiap kali bertugas ke luar negeri saat bekerja di Pupuk Kaltim, Gatot tidak pernah menyia-nyiakan waktu liburnya untuk belajar kursus memasak. “Kalau liburan, teman-teman saya kebanyakan dipakai untuk jalan-jalan ke mal atau pergi ke tempat rekreasi. Tapi kalau saya malah memanfaatkannya untuk ikut kursus memasak,” ungkapnya. Biasanya kalau mengambil kursus hanya satu atau dua hari. “Dari situlah saya bisa menemukan keistimewaan dan kelebihan makanan Jepang, Amerika, dan Eropa. Mulai bumbu, bahan, maupun selera dan alat yang dipakai untuk membuatnya,” akunya. Selain ikut kursus singkat memasak, Gatot juga menambah wawasan makanan melalui membaca buku-buku makanan sehingga pengetahuan tentang resep makanannya makin bertambah. Dan yang menjadi penasarannya lagi, kenapa negara Indonesia dikuasai oleh makanan asing. Padahal menurutnya Indonesia punya potensi yang luar biasa dalam bidang makanan peninggalan dari nenek moyang. Terdorong rasa nasionalisme untuk menjadi tuan di negeri sendiri itulah Gatot mulai menekuni bisnis makanan. Berbekal ilmu makanan yang diperoleh dari Amerika, ia mencoba membuat resep sendiri perpaduan antara resep Barat dan lokal. Setelah melakukan riset berbulan-bulan dengan mendalami kekayaan rempah-rempah yang ada di Indonesia akhirnya Gatot menemukan satu resep kombinasi antara Barat dan Indonesia. Setelah yakin bahwa resepnya bisa diterima masyarakat Indonesia, ia lantas menerapkannya dengan membuat fried chicken bernama Red Crispy pada tahun 2002. Pertama kali usaha, ia membuat lima unit gerobak yang dipasarkannya sendiri di pinggiran Bintaro, Tangerang, Banten. Pertama kali menjual produknya, ternyata animo masyarakat cukup besar. Setiap hari produknya selalu ludes terjual. Melihat respon pasar yang begitu besar, saat berlangsung pameran Waralaba pada November 2003, Gatot mengikutsertakan usahanya itu untuk dipublikasikan. Tak dinyana, ternyata respon pengunjung juga sangat besar. Dari situ ia mendapatkan partner usaha. Setelah usai pameran, Gatot langsung mendapatkan order pesanan sampai 50 unit gerobak. Selanjutnya, setiap tahun seiring dengan pamornya yang semakin naik, orang yang ikut menjadi mitra usaha juga semakin banyak. “Setiap tahun rata-rata sekitar 100 orang yang ikut bergabung di bisnis fried chicken saya ini,” akunya. Hingga saat ini ada sekitar 300 outlet lebih yang tersebar di seluruh Indonesia. Berkat keuletan dan kegigihan Gatot dalam membangun usahanya, kini ia mengalami perkembangan yang pesat. Gatot juga selalu menambah menu-menunya. Tidak hanya fried chicken saja yang ia jual, makanan lokal seperti bakso, roti bakar, serabi, nasi goreng sampai dengan gado-gado, juga dijualnya. Melesatnya perkembangan usaha fast food milik Gatot, membuat usahanya bisa disejajarkan dengan produk-produk franchise fast food dari luar negeri.
Berbagi. Meski begitu, kesuksesan yang berhasil diraih Gatot saat ini tidak lantas membuatnya lupa diri. Ia sadar bahwa keberhasilannya dalam mengembangkan bisnis makanan fast food, selain dari kerja kerasnya juga tidak terlepas dari tangan-tangan Tuhan yang bermain di dalamnya. Untuk itu, ia pun tak lupa berbagi dengan kaum dhuafa dan anak yatim piatu sebagai rasa syukur atas limpahan karunia yang telah diberikan. “Saya selalu menyisihkan sebagian pendapatan untuk kegiatan sosial,” ujarnya. Dalam memberikan santunan, ayah tiga anak ini lebih mengutamakan daerah tempatnya tinggal yaitu di sekitar Bintaro. “Di sini ada tiga tempat yayasan anak yatim piatu. Jadi saya lebih mengutamakan yang dekat terlebih dahulu, baru yang jauh,” ungkapnya. Selain memberikan sumbangan kepada anak yatim piatu, setiap bulan puasa ia juga kerap mengadakan buka puasa bersama dengan anak yatim piatu dan bakti sosial. Kepedulian Gatot bukan hanya berbentuk pemberian bantuan materi kepada orang-orang yang membutuhkan saja, ia juga melakukan pemberdayaan kepada warga sekitar khususnya generasi muda untuk berwirausaha. Caranya adalah dengan memberikan pelatihan enterpreneurship dan bantuan usaha. “Saya sangat senang dan akan membantu kalau ada anak muda yang punya semangat untuk berwirausaha. Saat ini sudah ada beberapa anak muda daerah sekitar yang saya bantu untuk berwirausaha,” ujarnya. Tidak hanya itu, Gatot juga kerap menyambangi kampus-kampus dan sekolah untuk memberikan pelatihan enterpreneurship dan melakukan kerjasama dengan mahasiswa untuk berwirausaha. “Pelatihan dan kerjasama ini adalah bagian peduli kita terhadap dunia pendidikan,” ujarnya. Pelatihan ini bertujuan untuk mendidik mahasiswa agar mempunyai mental berwirausaha setelah lulus. “Dengan banyaknya wirausaha maka negara akan menjadi makmur,” tambahnya. Hal ini dilakukan sesuai dengan misinya yaitu membangun enterpreuner melalui sekolah dan kampus-kampus. Dalam mengarungi kehidupan ini Gatot selalu berprinsip bahwa hidup harus bermanfaat untuk orang banyak. Sehingga di setiap langkah perjalanan hidupnya, sebisa mungkin ia dapat memberikan manfaat untuk kepentingan orang banyak. Keluarnya ia dari Pupuk Kaltim dan berwirausaha di bisnis hortikultura yang akhirnya tidak sukses dan sekarang berbisnis makanan juga dalam rangka merealisasikan prinsip itu. ”Kepentingan diri sendiri harus dibuang, seminimal mungkin,” ujarnya. Tak heran dalam bisnis makanannya ini pun Gatot telah memberdayakan ratusan masyarakat.Doel
Side Bar I
“Partner bisnis saya adalah Tuhan”
Gatot Sutoto, Owner Red Crispy mengaku bisnis yang ia lakoni saat ini adalah berkat bimbingan dari Tuhan. Bisnis ini berawal dari usahanya membangun sektor pertanian. Sudah banyak para petani yang ia bantu, namun Tuhan membimbingnya untuk beralih ke bisnis makanan. Dalam berbisnis, Gatot tidak semata-mata berorientasi kepada keuntungan saja. Akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana caranya agar bisa bermanfaat untuk orang banyak dan bisa menjadi kebanggaan nasional. Oleh karena itu dalam menjalankan bisnisnya, Gatot selalu memberikan produk yang terbaik dan berkualitas kepada masyarakat. Sekadar diketahui, bisnis fried chickennya adalah satu-satunya di Indonesia dan dunia yang menggunakan ayam organik. Sehingga bisa dipastikan terbebas dari antibiotik dan zat kimia yang membahayakan tubuh. Begitu juga dengan pengolahannya yang masih menggunakan tenaga manusia sehingga kebersihannya cukup terjamin. Kualitas dan Kesehatan bagi Gatot merupakan harga mati dalam menjalankan bisnis makanan. “Saya menjalankan bisnis ini dengan hati dan bisnis dengan hati adalah bisnis dengan Tuhan. Jadi partner saya yang sesungguhnya adalah Tuhan,” ujarnya. Dengan berprinsip seperti itu, Gatot tidak pernah takut mengalami kerugian. Baginya, kalaupun rugi dalam berbisnis adalah biasa. Baginya kalaupun ada kesulitan atau goncang dalam berbisnis maka bukan Tuhan yang disalahkan tapi dirinya. Gatot mengaku selama menjalani bisnis ini sering mendapat keajaiban secara mendadak. “Kalau lama tidak ada order, saya berdoa untuk diberi aktivitas. Tiba-tiba saja ada yang telepon untuk dibuka usahanya. Ini sering kali terjadi tanpa saya harus mempresentasikan. Luar biasa,” ujarnya. Doel Jika anda tertarik ingin mengembangkan Bisnis Red Crispy ini. Silahkan hubungi : 021-99334226
Langganan:
Postingan (Atom)